Posts

Diagnosa Penyakit Dan Kelainan Reproduksi Jantan Dan Penanganannya

 Penyakit dan kelainan reproduksi jantan selain dapat mengganggu pada saat kopulasi dan bahkan dapat menurunkan fertilitas pejantan. ● Kejadian orchitis salah satunya, kelainan ini khas terjadi unilateral pada babi,  ● Penile frenulum persisten menyebabkan pejantan tidak dapat melakukan intromisi pada saat mounting.  ● Kelainan reproduksi jantan lainnya adalah ruptur penis, ruptur penis dapat terjadi, enanganan yang bisa dilakukan adalah suture pada area rupture dengan anastesi epidural dan transquilizer.  ● Papiloma dapat terjadi pada penis, papiloma ini menempel pada os penis. Treatment yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan insisi pada papiloma.  ● Anastesi yang dapat digunakan untuk operasi pembedahan dalam mengatasi kelainan reproduksi pejantan diantaranya adalah combelen (3 mL/100 BB IM), Rompun (1 mg/lb BW IM), lidocaine (1 mL/50 kg BB).  ● Pejantan dapat kopulasi tapi tidak dapat menghasilkan kebuntingan, kelainan yang menyebabkan kejadian ini adalah asthenozoospermia (ren

Penanganan Gangguan Reproduksi Pada Kuda

 Kuda harus memiliki identitas, hal ini berfungsi untuk mengenali kuda berdasarkan ciri fisik, pengecapan tanda khusus, tato atau pun implant. Identitas ini juga berfungsi sebagai tanda kepemilikan, silsilah kuda, dan bahkan branded sebuah stable. Sistem pencatatan identitas kuda diantaranya adalah : 1. Federasi equestrian internasional-horse passport : yang meliputi ciri-ciri kuda, history pertandingan, pemindahan kepemilikan, dsb.  2. Pordasi pusat : sertifikat registrasi kuda pacu : dikembangkan oleh pordasi dalam rangka mengembangbiakkan kuda local dengan penjantan THB dengan tujuan menghasilkan kuda persilangan kuda pacu Indonesia (kuda lokal ketika berlari ekornya berdiri) yang didukung menteri pertanian, dan pemilik kuda. • Kuda memliki dewasa kelamin pada umur 1.5 tahun, dan dewasa tubuh (siap kawin) pada umur 3 tahun  • Panjang siklus estrus pada kuda adalah 18-21 hari dengan lama estrus mencapai 3-5 hari  • Waktu perkawinan optimal: mendekati ovulasi (mendekati pecahnya sel t

Metode Deteksi Berahi Secara Visual, Per Rektal, Dengan Alat Bantu Deteksi Estrus

 Fungsi reproduksi merupakan sebagian kecil dari fungsi siklus tubuh, karenanya fungsi ini saling bergantung dengan fungsi organ tubuh lainnya. Fungsi reproduksi dipengaruhi oleh banyak faktor yang meliputi genetik, nutrisi, kesehatan, dsb. Perkawinan tidak selalu menghasilkan kebuntingan, tidak selalu kebuntingan dapat menghasilkan kelahiran, dan tidak selalu kelahiran yang dapat menghasilkan anak yang sehat. Banyak kemungkinan yang dapat menyebabkannya kegagalan, dalam hal ini bidang kebidanan dan kemajiran diperlukan. Bidang kebidanan dan kemajiran ini erat kaitannya dengan kebuntingan pada hewan betina, karenya pemeriksaan kebuntingan penting diketahui. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendiagnosa kebuntingan, yaitu : 1. Metode Non-Return (tidak kembali birahi) - Pengamatan dilakukan secara langsung, sangat praktis dan mudah - Hewan yang sudah dikawinkan atau diinseminasi buatan (IB) tetapi tidak kembali estrus pada 1-2 siklus berikutnya maka dianggap positif - Kelema

Kelahiran Pada Hewan: Etokia Pada Ruminansia, Etokia Pada Ruminansia Dan Non Ruminansia

 Eutokia adalah istilah kelahiran normal pada hewan. Tanda-tanda menjelang kelahiran normal adalah keluar lendir kental, lembut, bening, relaksasi vulva atau jalan kelahiran menjadi membesar, lembek, lembut, dan ligamentum pelvis mengalami relaksasi. Jalan kelahiran dibatasi oleh os pubis, os ilium, dan os sacrum. Ligamentum pelvis akan mengendur pada saat 12 jam menjelang kelahiran. Proses kelahiran diinduksi oleh adanya fetal stress. Fetal stress akan menginduksi pembentukan fetal cortisol (hormon stress pada fetus). Fetal kortisol akan mengubah progesteron plasenta menjadi estrogen. Fetal cortisol juga menstimulasi sekresi PGF2α untuk pelepasan relaxin sehingga ligamentum pelvis menjadi relaksasi. Terdapat tiga tahapan saat partus normal, yakitu fase persiapan, fase pengeluran fetus (fetal expulsion), dan fase pengeluaran plasenta (placenta expulsion). Fase persiapan berlangsung singkat atau lama tergantung kondisi hewan. Fase persiapan ditandai dengan pembengkakan ambing, vulva, pe

Penggunaan USG Untuk Pemeriksaan Kebuntingan Dan Kelainan Organ Reproduksi Pada Kuda

 USG pada bidang reproduksi bertujuan untuk mengetahui fisiologi reproduksi hewan, anatomi organ reproduksi, letak organ reproduksi, dan interpretasi gambar yang benar. Selain itu USG dilakukan untuk mengetahui sapi-sapi yang bunting dibawah umur 30 hari , mengetahui kebuntingan kembar dan memberikan perhatian yang lebih selama proses kelahiran, mengetahui dan mengobati dengan cepat sapi-sapi yang memiliki masalah reproduksi, menentukan jenis kelamin foetus, dan ada kepastian bahwa sapi yang akan dijual adalah bunting atau fertile (breeding). Beberapa tipe probe atau transduser, yaitu linear, sector, dan convex. Prinsip dalam interpretasi gambar, yaitu hyperechoic, echo yang dipantulkan sangat tinggi (pantulannya sangat tinggi), biasanya berwarna putih, contohnya tulang, gas. Hypoechoic, echo yang dipantulkan sedang, biasanya berwarna abu-abu, contohnya adalah organ atau jaringan lunak seperti uterus, corpus luteum. Anechoic, menunjukan tidak terdapat gaung atau tidak memantulkan suara

Metode Sinkronisasi Estrus Pada Hewan

 Sinkronisasi estrus adalah teknik manipulasi siklus estrus untuk menimbulkan estrus dan ovulasi pada sekelompok hewan secara bersamaan. Manfaat dari sikronisasi estrus adalah untuk menghasilkan anak yang seragam, memudahkan mengamati gejala berahi dan pelaksanaan inseminasi buatan serta transfer embrio, mengoptimalkan produksi susu. Sinkronisasi menggunakan prinsip memanipulasi kelangsungan hidup corpus luteum (CL). Terdapat dua cara pengendalian, yang pertama dengan memperpendek daya hidup CL sehingga hewan kembali estrus. CL fungsional dilisiskan pada fase diestrus dengan PGF2𝖺. Kemudian PGF2𝖺 diinjeksikan secara ganda selang 11-12 hari. Estrus akan terjadi pada hari 2-3 pasca penyuntikan PGF2𝖺. Cara kedua dengan memperpanjang daya hidup atau mengimitasi CL. Controlles internal drug release (CIDR) yang berisi preparat hormon progesteron berupa implan bisa diaplikasikan saat fase luteal maupun folikuler. CIDR dapat diikuti dengan pemberian prostaglandin. Sikronisasi ovulasi dilalu

Pemeriksaan Estrus

 Pemeriksaan estrus pada anjng betina dilakukan untuk mengetahui waktu optimum untuk menginseminasi atau pun mengawinkan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan menggunakan metode: Vaginal cytology dilakukan dengan cara pengamatan mikroskopis hasil swab vagina dengan perlakuan pewarnaan. Pengamatan mikroskopis menunjukkan hasil adanya proliferasi eritrosit, sel intermediet ukuran besar berinti, beberapa juga ditemukan neutrophil (early proestrus). Sementara untuk fase estrus ditemukan sel intermediet (superficial cell) yang mengalami keratinisasi, berukuran besar, dan tak berinti. Pada tahap diestrus sel intermediet yang keratinisasi mengalami penurunan, sedangkan sel intermediet berukuran kecil banyak, selain itu juga ada proliferasi neutrofil. Setelah diestrus, fase selanjutnya adalah anestrus yang dicirikan dengan banyaknya sel intermediet berukuran kecil dan juga dijumpai sel parabasal Vaginal endoskopi dilakukan dengan menggunakan vaginoskop. Parameter pengamatan yang dinilai adalah peru

Translate

Pageviews last month

terima kasih

jangan lupa datang kembali, komen, dan request