Periode Kritis Manajemen Reproduksi

 Periode kritis atau critical period merupakan waktu penting yang harus diperhatikan dalam manajemen reproduksi ternak. Critical period adalah masa transisi 3 tiga minggu sebelum dan setelah partus (terjadinya energy shortage atau gap), proses menuju kebuntingan (10, 30, 40 hari setelah post partus), serta pada masa kering kandang. Apabila periode kritis ini tidak diperhatikan maka dapat mengganggu performa bahkan keberlangsungan hidup ternak. Critical period dapat dibagi menjadi dua:

• Strategis : apabila tidak dipenuhi dapat mengganggu performance sapi (yaitu gangguang terhadap performa sapi), contohnya : pada masa rearing (pada saat anak menyusui) dimana sering terjadi diare dan anorexia. Pada masa ini apabila anak masih menyusu maka hal ini akan mengganggu proses produksi susu induk. Contoh lain adalah pada masa average daily gain (ADG) yaitu sapi harus sudah mencapai bobot badan minimum (pada sapi FH 275-300 kg).

• Emergency: live threat (mengancam keberlangsungan hidup), hal ini berkaitan dengan manajemen pemeliharaan, pakan, kandang, dsb.

Periode kering kandang adalah salah satu periode yang kritis (critical period), namun sebagian besar peternak tidak menganggap penting). Pada saat kering kandang terjadi penurunan imunitas (pada saat tujuh hari setelah dry off), sehingga pada kondisi ini sering terjadi mastitis. Adapun pada masa calving interval apabila induk BCS (Body Condition Score) nya berkisar 2.5–3.5 (moderate) tetap terjaga maka kualitas kolostrum postpartusnya akan bagus. Puncak laktasi terjadi di bulan ke-4, pada bulan ke-5 mulai mengalami penurunan, sehingga pada bulan ke-7 sudah bersiap untuk kering kandang. Anak sapi (cattle) diketahui juga memiliki critical period, critical period tersebut mencakup targettarget yang harus dicapai dalam persiapan menjadi bibit, diantaranya adalah:

Memastikan partus berjalan normal 

• Mencegah terjadinya diare 

• Weaning on time (transisi kurang lebih terjadi dalam kurun waktu 3 bulan) 

• Transisi monogastric-ruminansia

Keterkaitan dengan bobot badan dan BCS ternak sangat erat, pada masa pubertas diharapkan ternak sudah mencapai bobot badan 250 kg (45%-50%), pada saat breeding mencapai 275 kg (55%), sementara pada saat calving diharapkan sudah mencapai 400 kg lebih (82%), serta pada saat sudah dewasa (melahirkan anak ketiga) diharapkan dapat mencapai berat minimum 500 kg (100%). Target diafkir biasanya setelah kelahiran ke-5 (dengan bobot badan tidak lebih dari 600 kg), sapi betina obesitas ketika dijual akan dihargai lebih murah sehingga dietary penting dilakukan.


Comments

Popular posts from this blog

Tegak kaki dan diagnose kepincangan kuda-sapi

Kasus Cystolithiasis Akibat Infeksi pada Anjing

Laporan wawancara budidaya ikan konsumsi ( ikan lele )

Prolapsus Bola Mata yang Disertai Miasis pada Anjing

MATERI KERAJINAN BERBAHAN LIMBAH LENGKAP

Konsep Pengolahan Limbah

Makalah atau Laporan Osmosis Pada Telur

Translate

Pageviews last month

terima kasih

jangan lupa datang kembali, komen, dan request