Pengenalan Teknologi Reproduksi : Fertilisasi In Vitro

 In Vitro Fertilization atau fertilisasi in vitro merupakan produksi embrio diluar tubuh induk dengan bibit yang unggul. Hal ini akan akan meningkatkan populasi ternak yang berkualitas. Prosedur IVF meliputi proses pengumpulan dan pematangan oosit, fertilisasi in vitro, dan kultur embrio in vitro. Hal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan resipien selektif, program pembibitan yang unggul dengan standar tertentu, kejelasan pengarahan aplikasi teknologi repoduksi di lapangan, perbaikan manejemen pemeliharaan ternak, penganggulangan gangguan reproduksi. Pemilihan oosit yaitu dengan kriteria memiliki kumulus sel yang kompak dan sitoplasma yang homogen.

IVF bisa dilakukan pada hewan yang telah mati dengan cara aspirasi pada organ ovarium. Koleksi oosit ketika hewan masih hidup disebut ovarium pick up (teknik vakum). Ovarium terlebih dulu dimatangkan. Pematangan memerlukan media tertentu seperti serum, hormone, TCM 199. Waktu yang dibutuhkan untuk ovarium dapat matang pada sapi adalah 24 jam dan dua hari untuk babi. Hanya ovarium yang telah matang yang dapat di ovulasi. Maturasi ovarium pada inkubator CO2 5% agar pH media tidak berubah. Sebelum sperma digabungkan dengan ovum, sperma harus melewati proses kapasitasi sehingga reaksi akrosom terjadi untuk menghilangkan lipoprotein. Proses kapasitasi dan penyeleksian tersebut menggunakan metode swim up dan percoll gradient. Sperma dicuci serta disentrifugasi untuk melewati tahapan tersebut. Sperma dan ovum dipertemukan dalam media kultur lalu dilakukan transfer ke resipien. Embrio yang ditransfer adalah embrio pada tahap morula atau blastosis, yaitu 5-7 hari setelah fertilisasi. Jika terdapat polar body kedua maka embrio tersebut telah terfertilisasi oleh sperma. Embiro yang sudah terbentuk dari proses IVF tidak boleh dimusnahkan sehingga jika belum ada resipien akan disimpan dalam N 2 cair. Kriteria pematangan oosit yaitu kumulus maturasi-pemekaran sel cumulus, nuclear maturaso – perubahan meiosis dari germinal vesicle sampai metafase 2, cytoplasmic maturation- perubahan organel, protein, dan kemampuan utnuk dibuahi menjadi embrio. 

Comments

Popular posts from this blog

Tegak kaki dan diagnose kepincangan kuda-sapi

Kasus Cystolithiasis Akibat Infeksi pada Anjing

Laporan wawancara budidaya ikan konsumsi ( ikan lele )

Prolapsus Bola Mata yang Disertai Miasis pada Anjing

MATERI KERAJINAN BERBAHAN LIMBAH LENGKAP

Konsep Pengolahan Limbah

Makalah atau Laporan Osmosis Pada Telur

Translate

Pageviews last month

terima kasih

jangan lupa datang kembali, komen, dan request