Manajemen Reproduksi : Satwa Liar

 Konservasi satwa liar adalah suatu kegiatan peengelolaan satwa liar dengan mencakup unsur perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan. Tujuan dari konservasi8 adalah memelihara jenis keragaman genetik dan populasi yang cukup pada satwa liar. Konservasi satwa liar dapat dilakukan secara in-situ maupun ex-situ. Konservasi insitu merupakan usaha pelestarian alam yang dilakukan pada habitat aslinya, contohnya suaka alam (cagar alam dan suaka margasatwa), sedangkan konservasi ex-situ merupakan usaha pelestarian alam yang dilakukan di luar habitat aslinya. Lembaga konservasi (LK) khusus terdiri dari PLG, PPS (rescue center) yaitu penampungan sementara yang nanti akan dilepas liarkan, dan PKS (rehabilitation center) hanya satu jenis hewan yang dipelihara. LK contohnya adalah taman safari, taman satwa dan kebun binatang

Siklus reproduksi merupakan siklus generasi. Misalnya pada kasus pencatatan suatu spesies dengan total tahun pertama 400 ekor dan data pada tahun selanjutnya tetap dengan angka 400 itu dapat dikatakan siklusnya stabil (ada kelahiran, ada kematian). Lembaga konservasi harus memperhatikan pencatatan setiap populasi dengan software salah satunya software SPARKS untuk perkembangbiakan terkontrol pada banyak hewan. Pendataan pada konservasi harus lengkap, akurat, dan disimpan secara permanen. Contohnya adalah studbook yang berisi silsilah dan sejarah penyebaran dari jenis satwa liar tertentu. 

Kegiatan inbreeding atau perkawinan sedarah pada hewan tidak selalu memberikan hasil yang buruk. Inbreeding biasanya terjadi karena individu atau populasi berada pada lokasi yang sama, inbreeding sebaiknya tidak dilakukan agar terjadi keragaaman genetik yang tinggi dan memperkecil risiko timbulnya generasi resesif pada anak. Namun tidak semua sifat resesif buruk, sifat resesif yang dihindari adalah sifat resesif yang dapat merugikan bagi hewan tersebut. Pengelolaan populasi yang baik akan meningkatkan viabilitas populasi rendah dengan perkembangbiakan. Pada satwa liar terdapat beberapa teknologi reproduksi yang dapat digunakan untuk tetap melestarikan populasi, salah satunya adalah inseminasi buatan. Tingkat perlakuan inseminasi buatan pada satwa liar tidak setinggi dengan tingkat perlakuan inseminasi buatan pada hewan ternak. Hal ini dikarenakan inseminasi buatan pada satwa liar hanya dilakukan pada kondisi yang tidak lagi memungkinkan pada satwa liar untuk kawin secara alami. Cross breeding atau kawin silang sangat tidak boleh dilakukan karena untuk menjaga pure genetik atau pure breed (konservasionis). 

Elemen manajemen populasi seperti segitiga dimana setiap sisi saling terikat. Sisi segitiga yang pertama adalah populasi demografi yaitu perubahan ukuran populasi dan penyebabnya, kelahiran dan imigrasi akan menambah populasi sementara kematian dan emigrasi dapat menguragi jumlah populasi. Sisi segitiga yang kedua adalah husbandry yaitu pemeliharan satwa termasuk kandang, nutrisi, perawatan kesehatan dan perilaku satwa. Sisi terakhir adalah genetik dimana inbreeding dapat mengancam keragaman genetik namun jika satwa sudah terancam punah inbreeding adalah solusinya karena tidak semua individu yang inbreeding buruk. Dalam hal9 penanganan satwa liar, pengetahuan terkait anatomi dan fisiologi kerabat dari satwa liar itu sendiri sangat diperlukan sebagai acuan dalam hal tindakan medis.

Sebagai dokter hewan, ilmu manajemen reproduksi pada hewan bermanfaat untuk mengetahui siklus reproduksi pada berbagai jenis hewan meliputi siklus estrus serta teknik IB dan waktu yang tepat untuk diaplikasikan pada berbagai jenis hewan. Selain itu, dengan memahami ilmu ini, dapat mengetahui kelainan dan tindak penanganan yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan tingkat reproduksi hewan serta dapat mengambil tindakan preventif untuk menanggulangi suatu penyakit. Pada satwa liar yang hampir punah bermanfaat untuk mengembangkan generasi baru sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kelangkaan. 

Comments

Popular posts from this blog

Tegak kaki dan diagnose kepincangan kuda-sapi

Kasus Cystolithiasis Akibat Infeksi pada Anjing

Laporan wawancara budidaya ikan konsumsi ( ikan lele )

Prolapsus Bola Mata yang Disertai Miasis pada Anjing

MATERI KERAJINAN BERBAHAN LIMBAH LENGKAP

Konsep Pengolahan Limbah

Makalah atau Laporan Osmosis Pada Telur

Translate

Pageviews last month

terima kasih

jangan lupa datang kembali, komen, dan request