Manajemen Reproduksi : Hewan Ternak

 Manajemen pada hewan ternak bertujuan untuk memaksimalkan efisiensi reproduksi untuk menghasilkan anakan. Efisiensi reproduksi yang tinggi akan memberikan keuntungan bagi peternak contohnya adalah program one calf one year dimana induk sapi dapat beranak dalam kurun satu tahun. Memaksimalkan efisiensi reproduksi memerlukan kecocokan genotip dengan lingkungan produksi, termasuk praktik peternakan yang tepat, untuk memastikan bahwa interval dari melahirkan hingga konsepsi dapat tecapai dalam periode pendek dan tingkat kebuntingan yang tinggi. Periode kritis pada manajemen reproduksi sapi meliputi kelahiran normal pada indukan, mencegah diare pada pedet, weaning on time, transisi pedet dari monogastrik ke ruminansia. Manajemen reproduksi dimulai dari kering kendang (day off), days open (waktu dari melahirkan hingga bunting kembali), dan manajemen masa transisi. Target utama setelah partus adalah dengan menjaga interval waktu days open selama 90-100 hari. Apabila pada rentang waktu tersebut terjadi gangguan maka days open akan diperpanjang dan target one calf one year tidak akan tercapai.

Kolosturum harus segera diberikan pada pedet yang baru lahir untuk mengoptimalisasikan penyerapan immunoglobulin di usus pedet. Immunoglobulin hanya dapat diserap dengan optimal pada 0-6 jam kehidupan pertama pedet. Struktur usus yang masih berpori memudahkan penyerapan maksimal protein bermolekul besar seperti kolostrum. Pakan utama ternak sapi terdiri dari hijauan sebagai pakan sumber serat dan konsentrat dan legum sebagai sumber protein. Kebutuhan nutrien ternak tergantung dari status fisiologis, jenis kelamin, serta kesesuaian berat tubuh. Creep feeding merupakan pakan untuk pedet saat usia ≥ 2 minggu yang diberikan untuk mengenalkan pakan preweaning dan juga merangsang ruminasi mikroba rumen. Pemberian creep feeding wajib dilakukan pada sapi potong disebabkan keterbatasan stok susu induk. Weaner adalah pakan yang diberikan saat berumur 3-4 bulan, muncul perilaku pedet yaitu sering menghisap dan menjilatsapi lain. Hal ini berpeluang terjadinya hair ball pada anak sapisehingga pemberian mineral block diperlukan. Pemberian pakan dilakukan guna meningkatkan mastikasi agar fungsi enzim pada air liur (amilase dan lipase) bekerja maksimal. Pencegahan terhadap defisiensi nutrisi perlu dilakukannya SOP.

Comments

Popular posts from this blog

Tegak kaki dan diagnose kepincangan kuda-sapi

Kasus Cystolithiasis Akibat Infeksi pada Anjing

Laporan wawancara budidaya ikan konsumsi ( ikan lele )

Prolapsus Bola Mata yang Disertai Miasis pada Anjing

MATERI KERAJINAN BERBAHAN LIMBAH LENGKAP

Konsep Pengolahan Limbah

Makalah atau Laporan Osmosis Pada Telur

Translate

Pageviews last month

terima kasih

jangan lupa datang kembali, komen, dan request