Karakteristik Ikan Nila, Budidaya Ikan Nila, Pembenihan Ikan Nila, Pendederan Ikan Nila, Pemanenan Benih, Pengangkutan Benih

https://www.pexels.com/id-id/pencarian/ikan%20nila/

Perikanan kini menjadi salah satu sektor yang diharapkan menjadi andalan pertumbuhan ekonomi di masa mendatang. salah satunya adalah melalui kegiatan budidaya perikanan yang memiliki prospek cerah dalam upaya peningkatan produksi perikanan. keanekaragaman jenis ikan memberi peluang besar dalam kegiatan budidaya perikanan air tawar, baik usaha budidaya di perairan umum (waduk, danau, dan sungai) maupun usaha budidaya ikan kolam dan sawah.

Diantara jenis ikan budidaya perairan tawar, ikan nila merupakan salah satu komoditas andalan yang dapat dikembangkan untuk pasaran dalam negeri maupun ekspor. jenis ikan ini bahkan dapat dipelihara di perairan payau. ikan nila atau tilapia telah dijadikan salah satu komoditas unggulan yang masuk dalam program nasional.

Untuk mencapai peningkatan produksi budidaya ikan nila, hal mendasar yang menjadi prioritas untuk dilakukan adalah upaya peningkatan produktivitas melalui perbaikan kualitas genetik. perbaikan kualitas benih itu ditujukan untuk meningkatkan sekaligus untuk mempertahankan tingkat produksi dan produktivitas yang telah dicapai saat ini. kondisi ini merupakan antisipasi utama dari permasalahan-permasalahan produksi benih di tingkat pembudidaya yang cenderung mengalami banyak penurunan. balai pengembangan benih ikan adalah BBI milik pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi dalam teknologi induk dan calon induk ikan unggul. 

Ikan nila berasal dari benua afrika dan pertama kali didatangkan ke indonesia dari taiwan pada tahun 1969. dengan berbagai kelebihannya, ikan nila ini mudah sekali diterima oleh masyarakat, sehingga dalam waktu yang singkat sudah menyebar ke seluruh pelosok nusantara.

Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut

filum chordata

sub filum vertebrata

kelas osteichtyes

sub kelas acathoptherigii

ordo percomorphi

subordo perchoidea

famili cichlidea

genus oreochromis

spesies oreochromis niloticus

Secara umum ikan nila mempunyai bentuk tubuh panjang dan ramping dengan sisik berukuran besar. matanya besar, menonjol, dan bagian tepinya berwarna putih. gurat sisi (linear literalis) terputus bagian tengah badan, kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih kebawah dari pada letak garis yang memanjang di atas sirip dada. jumlah sisik pada gurat sisi 34 buah. sirip punggung, sirip perut, dan sirip anal mempunyai jari-jari lemah tetapi keras dan tajam seperti duri. sirip punggungnya berwarna abu-abu atau hitam. ikan nila memiliki lima buah sirip, yaitu punggung, sirip perut, sirip dada, sirip dubur, dan sirip ekor.

Dalam membudidayakan ikan nila terdapat keunggulan yang khas dibandingkan dengan budidaya ikan tawar lainnya. keunggulan tersebut antara lain mudah berkembang biak, toleran tehadap serangan penyakit, pemakan segala (omnivora) dan pertumbuhannya relatif cepat.

Nila GIFT merupakan hasil persilangan dan seleksi jenis ikan nila dari taiwan, mesir, thailand, ghana, singapura, israel, senegal, dan kenya. nama GIFT berasal dari akronim kata genetic improvement of farmed tilapias. ikan ini didatangkan ke indonesia pada tahun 1994 melalui balai penelitian perikanan air tawar.

Nila GIFT dan nila lokal agak sulit dibedakan, baik warna maupun bentuk tubuh. tubuh ikan nila GIFT lebih pendek dengan perbandingan panjang dan tinggi 2:1. sementara itu, dalam hal tinggi dan lebar tubuh, ikan nila GIFT tampak lebih tebal dengan perbandingan 4:1 dan nila lokal tampak lebih tipis dengan perbandingan 3:1. warna tubuh agak kehitaman, tutup ingsannya berwarna putih, ukuran kepala nila GIFT relatif lebih kecil dan ukuran matanya cukup besar.

Selain ikan nila GIFT yang merupakan spesies ikan nila hitam yang ada di indonesia, ada juga ikan nila GET. pada pertengahan tahun 2002, jawa barat mengintroduksi ikan nila GET dari filipina. ikan nila GET ini belum begitu dikenal oleh masyarakat luas. sepintas memang tidak ada perbedaan struktur tubuh ikan ini dengan ikan nila GIFT dan ikan nila lokal.

Benih merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. dalam memilih benih, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut:

1 bentuk benih normal

2. benih harus berasal dari induk yang jelas asal-usulnya

3. terasa lembut apabila dipegang yang berarti benih tersebut masih muda dan bila dipelihara dapat tumbuh dengan cepat.

4. benih harus tersedia secara kontinu sesuai kebutuhan.

Pembenihan ikan nila dapat ditempuh melalui tiga sistem pembenihan, yaitu :

1 Pembenihan sistem ekstensif

Sistem ekstensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belum berkembang. input produksi sangat sederhana. biasanya dilakukan di kolam air tawar. pengairan tergantung kepada musim hujan. sistem pembenihan ini memiliki ciri khas tersendiri, terutama dari konstruksi kolam dan cara panennya. sistem ini tergolong tradisional, namun menghasilkan benih yang cukup banyak untuk sekali pemijahan. hasil benih sangat bergantung dari keadaan kolam sesuai dengan fungsinya. untuk pemanenan biasanya dilakukan selama sebulan, bahkan ada yang dua bulan dengan ukuran benih yang sudah agak besar, yaitu 2-3 cm, namun ada pula yang memanen saat benih masih kecil atau berukuran 8-12 mm. dengan cara ini dapat diperoleh beberapa keuntungan, yaitu proses produksi lebih cepat dan benih dapat dijual lebih mahal.

2. Pembenihan semi-intensif

Pembenihan semi intensif merupakan cara mendapatkan benih ikan yang tidak hanya tergantung pada dalam, tetapi ada campur tangan manusia. kolam pemijahan dan kolam pendederan pada sistem ini tidak dibuat secara khusus. panen benih berupa larva baru menetas, tetapi kolamnya tidak perlu dikeringkan. larvanya hanya ditangkap di permukaan air saat diasuh induknya

Kelebihan dari pembenihan sistem semi-intensif adalah ukuran benihnya seragam dan hasil benihnya banyak. proses pemijahannya dapat berlangsung dalam 45-50 hari, dan panen larva dapat dilakukan sebanyak tiga kali.

3. Pembenihan intensif

Sistem pemeliharaan intensif adalah sistem pemeliharaan ikan yang paling modern. pembenihan intensif merupakan cara mendapatkan benih yang sebagian besar pengelolaannya dilakukan oleh manusia. dalam sistem ini umumnya sudah dilakukan manipulasi lingkungan atau penambahan jumlah dan jenis sarana produksi yang digunakan. dengan demikian dalam areal yang sempit dapat dilakukan aktivitas budidaya yang lebih besar dan cocok untuk lahan yang relatif sempit.

Pemanenan dari sistem pembenihan intensif ini bukan larva atau benih, melainkan telur. telur diambil dari induk betina yang sedang mengeram. kelebihan dari sistem pembenihan intensif diantaranya ialah tidak memerlukan tempat luas, proses pemijahan lebih cepat, hasilnya lebih tinggi, dan benihnya tunggal kelamin.

Pendederan merupakan kegiatan pemeliharaan benih hingga mencapai ukuran yang siap dipelihara di kolam pembesaran. pendederan ini dilakukan selama 6-8 minggu atau benih sudah mencapai 8-10 cm dengan berat 15-20 gram per ekor. untuk kegiatan ini banyak pembudidaya jaring terapung tidak melakukannya di kolam, tetapi di dalam hapa yang dipasang atau di luar jaring terapung. ini dilakukan agar benih tidak perlu lagi beradaptasi kalau akan dibesarkan.

Dalam pendederan ini, ada tiga sistem yang dapat diterapkan yaitu monokultur, polikultur, dan terpadu.

Sistem monokultur

Dalam sistem monokultur ada dua macam yang dapat diterapkan, yaitu monosekskultur jantan bertujuan untuk memperoleh tingkat pertumbuhan maksimal, karena memang jantan lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan betina. monosekskultur betina bertujuan untuk memperoleh calon induk. benih yang dipelihara berasal dari pembenihan intensif. untuk benih yang berasal adri pembenihan ekstensif dan pembenihan semi-intensif belum dapat dilakukan karena sulit membedakan jantan dan betina. ada beberapa faktor yang harus diperhatikan agar sistem monokultur ini berhasil antara lain tempat pemeliharaan, ukuran benih, padat penebaran, dan pemeliharaan.

2. Sistem polikultur

Sistem polikultur merupakan sistem pemeliharaan dua atau lebih jenis ikan dalam satu wadah. syarat utama yang harus terpenuhi dalam sistem ini adalah kebiasaan makan dan jenis makanan masing-masing jenis berbeda. tujuan pemeliharaan secara polikultur ini adalah untuk memanfaatkan semua jenis makanan yang ada dalam kolam. berbagai jenis makanan seperti tumbuhan dan hewan yang ada dalam kolam dapat dimanfaatkan dengan sistem polikultur ini. pemeliharaan polikultur dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tempat pemeliharaaan, ukuran benih, padat tebar, presentase jumlah masing-masing jenis, dan lama pemeliharaan.

3. Sistem terpadu

Pada sistem ini memadukan beberapa jenis komoditas pertanian seperti ikan dan padi (manipadi) atau ikan dan ayam (longyam). tujuan pemeliharaan terpadu adalah untuk meningkatkan produktivitas lahan. dengan adanya dua atau lebih komoditas, peluang untuk meraih keuntungan semakin besar, bahkan bila salah satu komoditas mengalami kegagalan, komoditas lainnya dapat menutupi kerugian tersebut.

Pemanenan dan penangan benih memerlukan kecermatan, khususnya pada benih yang masih kecil. pemanenan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi. di indonesia terdapat dua cara panen, yaitu panen sebagian dan panen total.

Panen sebagian

Biasanya menggunakan alat berupa anco. anco dipasang di dalam kolam. didalam anco ditaburkan sedikit pakan agar benih ikan berkumpul diatas anco itu. setelah benih terkumpul, anco diangkat, kemudian benih diambil. anco digunakan bila ingin menangkap benih dalam jumlah yang sedikit.

Panen total

Alat-alat yang diperlukan untuk panen total adalah beberapa buah baskom, beberapa buah ember, pikulan ikan, anco, dan seser dalam berbagai ukuran. untuk menampung benih disediakan wadah-wadah yang lebih seperti bak-bak semen di dalam ruangan (terutama pada usaha pembenihan skala besar), dan beberapa buah hapa. saat panen benih, air kolam disurutkan secara perlahan hingga mencapai ketinggian 10-30 cm. pada saat itu pemanen turun ke dalam kolam untuk mengatur sisa air agar mengalir ke arah pintu pembuangan melalui parit (kemalir) yang terdapat di tengah dasar kolam. kemudian benih ikan digiring perlahan-lahan ke arah parit (kemalir). pemanenan harus dilakukan hati-hati agar tubuh benih tidak lecet.

Benih yang dipanen dimasukkan dalam ember dan ditampung dalam hapa besar. hapa ini dipasang tidak jauh dari lokasi panen. air harus tetap mengalir dalam hapa, tetapi bukan air dari kolam yang sedang dipanen agar benih tidak stres.

Alat panen dapat menyebabkan lecet pada benih. oleh karena itu, alat panen harus terbuat dari bahan yang halus. apabila menggunakan waring, bahannya harus dari kain. sementara hapanya harus terbuat dari kain terilin atau bahan nilon halus. penampungan dalam hapa tidak boleh terlalu padat karena menyebabkan ikan mabuk. sebelum ditangani lebih lanjut, benih hasil panen dibiarkan selama semalaman agar segar kembali.

Pengangkutan benih

Pengangkutan ada bermacam macam walaupun prinsip utamanya sama, yaitu membuat benih tetap hidup hingga di tempat tujuan. sistem pengangkutan sangat tergantung jarak, jumlah, dan ukuran benih, serta alat angkut. sistem pengangkutan ikan nila dapat dibagi menjadi dua, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup.

Pengangkutan sistem terbuka

Merupakan cara angkut air dalam wadah angkutnya dapat kontak langsung dengan udara. sistem ini hanya dapat dilakukan untuk jarak dekat dan waktu tempuh singkat. alat angkutnya dapat berupa keramba atau ember. sebenarnya cara ini sangat cocok untuk pengangkutan ikan ukuran konsumsi karena sirip-siripnya tidak akan mengganggu alat angkut, oleh karena itu pengangkutan benih ini pun masih dapat ditolerir.

Pengangkutan sistem tertutup

Merupakan sistem angkut yang air dalam wadah angkutnya tidak ada kontak langsung dengan udara. agar kebutuhan oksigen terpenuhi, setiap wadah diisi air dan oksigen dengan perbandingan sama.

Sistem ini sangat cocok untuk pengangkutan benih ukuran kecil karena wadah angkutnya tidak terganggu oleh siripnya. ikan ukuran konsumsi tidak cocok digunakan karena sirip dapat merusak wadah angkut. jarak angkutnya dapat jauh atau waktu tempuhnya sekitar 8-12 jam. wadah yang dapat digunakan adalah kantung plastik lebar 40-50 cm dan tinggi 60-80 cm dengan ketebalan 0,2-0,4 mm.

Pengangkutan tertutup ini dipengaruhi oleh waktu, kepadatan, dan cara pengemasannya. waktu pengangkutan yang baik adalah pagi atau malam hari. untuk itu, lama pengangkutannya pun harus diperhitungkan agar suhu udara tetap rendah selama pengangkutan.

Pengangkutan ini diawali dengan pemotongan kantung plastik sepanjang dua meter. bagian tengah kantung diikat sehingga membentuk dua bagian. salah satu bagiannya dimasukkan ke bagian lain sehingga kantung menjadi dua lapis dengan panjang sekitar satu meter. selanjutnya kantung diisi dengan air 20 liter dan diikuti pemasukkan benih. apabila seluruh benih sudah dimasukkan, kantung diisi oksigen sebanyak 20 liter dan diikat karet sampai rapat, agar tidak ada kebocoran sedikitpun. jumlah oksigen tersebut dapat bertahan hingga 8-10 jam.

Comments

Popular posts from this blog

Infeksi Toxocara vitulorum (Toxocariosis) pada Ruminansia Besar

Makalah atau Laporan Osmosis Pada Telur

Laporan wawancara budidaya ikan konsumsi ( ikan lele )

HASIL WAWANCARA BUDIDAYA BEBEK

MATERI KERAJINAN BERBAHAN LIMBAH LENGKAP

Translate

Pageviews last month

terima kasih

jangan lupa datang kembali, komen, dan request