Burung Merpati, Karakteristik Burung Merpati, Manfaat Burung Merpati, Produktivitas Burung Merpati, Kecepatan Terbang, Merpati Daging dan Balap di Indonesia

https://www.pexels.com/id-id/pencarian/burung%20perkutut/


Burung merpati lokal atau burung dara lokal atau burung merpati batu yang ada di Indonesia merupakan salah satu plasma nutfah kekayaan fauna. Keragaman fenotipe sifat kualitatif dan kuantitatif burung merpati lokal tersebut masih tinggi.

Pemeliharaan burung merpati lokal oleh penggemar burung merpati hanyalah untuk kesenangan (hobi), yaitu sebagai hewan kelanggengan. Burung merpati lokal berkembang dengan adanya lomba balap merpati, dengan demikian potensi burung merpati yang mendapat perhatian saat ini adalah ketangkasan terbangnya, sedangkan potensi lain sebagai sumber protein hewani belum dimanfaatkan.

Burung merpati balap datar dan balap tinggi adalah burung merpati lokal yang dilatih ketangkasan terbangnya sesuai dengan kualifikasi ketangkasan terbang. Adapun kualifikasi ketangkasan terbang kedua jenis balap tersebut berbeda, dengan demikian kualifikasi ketangkasan terbang ada dua yaitu terbang datar (balap datar) dan terbang tinggi (balap tinggi) yang dikenal dengan istilah kentongan di Jawa Timur.

Ketangkasan balap datar adalah kecepatan terbang datar dan ketepatan hinggap pada pasangannya yang berada di tangan joki bagi merpati balap setelah diterbangkan dari jarak tertentu. Adapun ketangkasan balap tinggi bagi merpati pembalap adalah turun dengan kecepatan tinggi dari udara dan masuk tepat pada lingkaran terbatas yaitu tempat joki dengan betina pasangannya menunggu kedatangannya

Pada lomba balap merpati yang dipertandingkan adalah ketangkasan terbangnya sesuai dengan kriteria lomba. Lomba balap datar yang dipertandingkan adalah ketangkasan terbang untuk balap datar dan lomba balap tinggi yang dipertandingkan adalah ketangkasan untuk balap tinggi pula

Burung merpati lokal yang tidak dilatih terbang atau burung merpati balap yang tidak terseleksi sebagai pembalap dapat dimanfaatkan sebagai penghasil daging. Oleh karenanya burung merpati juga berpotensi sebagai penghasil protein asal unggas, selain burung merpati ras pedaging yang memang dipelihara sebagai penghasil daging burung merpati.

Salah satu jenis burung merpati penghasil daging yang dipelihara oleh peternak burung merpati pedaging adalah merpati ras silangan Homer x King karena pertumbuhan squab (piyik) cepat. Piyik atau anak burung merpati dipotong pada usia muda dan memiliki harga jual (nilai ekonomis tinggi). Pada burung merpati ras pedaging, squab (piyik) dipotong pada umur 25-28 hari. Piyik yang dipotong pada umur tersebut memiliki daging yang lunak, sehingga mudah dan cepat mengolahnya, selain itu lezat rasanya.

Pemeliharaan burung merpati ras pedaging hanya pada beberapa peternak komersial. Daging burung merpati biasa disajikan sebagai menu istimewa di rumah makan Cina. Adapun konsumen daging burung merpati berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas, karena harganya lebih mahal dibandingkan daging unggas lain seperti ayam dan itik pada bobot yang sama .

Manajemen pemeliharaan burung merpati lokal secara ekstensif oleh peternak yaitu dengan memberikan pakan seadanya seperti gabah, nasi sisa yang dikeringkan, dedak padi seperti halnya ayam Kampung, apalagi jika pemeliharaannya bersama-sama dengan ayam Kampung. Pada pemeliharaan yang sederhana ternyata burung merpati masih berproduksi, namun tidak optimal.

Merpati termasuk salah satu unggas domestik selain ayam, kalkun, bebek, angsa, ayam mutiara, burung unta, ayam hutan dan lain-lainnya. Unggas domestik tersebut dipelihara dan dimanfaatkan daging, telur, bulu maupun tenaganya. Adapun unggas domestik penghasil daging seperti ayam, kalkun, bebek, angsa, ayam mutiara, merpati, burung unta, ayam hutan, burung, dll. Unggas penghasil telur yaitu ayam, bebek, dan burung unta. Penghasil bulu adalah ayam, dan burung unta. Selanjutnya unggas yang dimanfaatkan tenaganya seperti merpati untuk balap merpati dan homing. Unggas juga dapat dimanfaatkan sebagai hewan penjaga.

Istilah pada burung merpati

cock adalah burung merpati jantan dewasa

hen adalah burung merpati betina dewasa

squab (piyik) adalah anak burung merpati yang baru menetas maupun anak burung merpati yang masih dalam sarang dan belum disapih induknya.

squaker adalah burung merpati muda dan belum dipasangkan (dijodohkan).

Merpati dapat hidup dimanapun kecuali di Antartika. Merpati bernavigasi sampai 1,000 mil atau 1,609.3 km; dapat merasakan medan magnet bumi; mampu terbang dengan kecepatan 75 mil atau 120.70 km/jam; dapat mendengarkan ultra sound; melihat warna termasuk ultra violet; memberi makan piyik dengan susu (pigeon milk) meskipun jantan.

Salah satu ciri yang membedakan antara merpati dengan unggas lain ialah merpati menghasilkan crop milk atau susu burung merpati (pigeon milk) yaitu cairan yang berwarna krem menyerupai susu yang dikeluarkan dari tembolok induk jantan maupun betina. Crop milk induk merpati warnanya menyerupai keju dan cair, diproduksi induk sebelum telur yang dierami menetas. Cairan ini yang diberikan induk merpati kepada squab dengan cara meloloh (proses regurgitasi) dan memompakan ke dalam mulut squab. Pigeon milk (susu burung merpati atau susu tembolok) diberikan kepada piyik dari sesaat setelah menetas hingga berumur 10 hari. Produksi susu tembolok tersebut dikontrol oleh hormon prolaktin. 

Merpati mempunyai sifat damai, tidak ada peck order dan kanibalisme, walaupun ditempatkan dalam satu kandang. Selain itu merpati mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, memilih pasangan dan mempunyai sense of location dalam waktu yang lama dan dalam jarak yang jauh. Burung merpati menunjukkan perilaku sosial yang menarik termasuk dalam pemilihan pasangan, perhitungan jenis kelamin, peremajaan untuk calon induk, manipulasi rasio jenis kelamin anak, perilaku dominasi dalam kelompok (tidak ada peck order) dan kedua induk meloloh anaknya.

 Bila salah satu pasangan mati atau dipisahkan oleh manusia, maka dapat dicarikan pasangan lain dalam beberapa hari; tetapi bila pasangan yang dipisahkan itu kembali, pasangan lama akan terwujud kembali. Merpati betina biasanya lebih kecil dan tidak terlalu ribut dibanding dengan jantan pada saat kawin. Pada proses cooing dan billing, betina selalu menempatkan paruhnya pada paruh jantan. Ukuran merpati jantan lebih besar dengan tekstur bulu yang lebih kasar dan bulu leher lebih tebal. Merpati jantan pada saat bercumbu membuat gerakan melingkar, memekarkan bulu ekor dan menjatuhkan atau merebahkan bulu sayap. 

Merpati atau burung dara digunakan sebagai penghasil daging, penyedia bibit sport, lomba, hias, bahkan untuk keperluan komunikasi (merpati pos). Bangsa merpati dibedakan menjadi tiga tipe yaitu bangsa yang diambil keindahannya untuk pameran (fancy breed); bangsa yang dinilai ketangkasannya (performing breed); bangsa yang diambil kegunaannya sebagai daging (utility group). Merpati dapat dibagi menjadi 3 kelompok utama yaitu untuk tujuan: 

(1) pameran ,

(2) ketangkasan,

(3) produksi `daging. 

Tipe fancy breed terdiri atas Indian dan American fantail yang mempunyai ekor kipas yang besar, Pouter yang mempunyai kemampuan menggembungkan badan ke udara; Jacobin, Swallow, Chinese owl dan English trumpeter yang memiliki keindahan pada pola bulu yang dimiliki. Modena dan Helmet yang mempunyai bentuk badan yang bervariasi. Merpati dari tipe performing breed seperti Homer memiliki kecepatan dan ketahanan terbang, Birmingham memiliki kemampuan terbang dengan berputar (rolling), Parlor Tumbler memiliki kemampuan jungkir balik di atas lantai. 

Merpati yang termasuk ke dalam utility group dan mempunyai ukuran tubuh yang besar yaitu King, Carneau, French, Swiss Mondain dan Runt. Bangsa yang baik menghasilkan squab antara lain: Carneau, Florentines, Homer-Giant, King, Mondain, Runt dan Strassor. Merpati silangan Homer x King lebih banyak dikembangkan di Indonesia.  Homer x King merupakan persilangan antara bangsa King dan Homer, menghasilkan daging yang tinggi dan merupakan salah satu bangsa merpati yang paling populer, mempunyai tingkat kesuburan dan ketahanan fisik yang tinggi, aktif dan sedikit tenang.

Pertambahan bobot badan anak burung merpati sangat cepat pada minggu ke-1 dan ke-2, kemudian pertambahannya berkurang pada minggu ke-3 dan ke-4, sedangkan pada minggu ke-5 dan ke-6 bobot badan sudah mulai menurun dan tidak konstan sehingga bobot badan bervariasi menimbulkan keragaman yang besar. Rusdiyanto dan Sukardi. (1989) memperoleh kisaran bobot badan merpati lokal 272.5-332.3 g pada umur empat minggu dengan pemeliharaan intensif. Adapun rataan bobot badan merpati ras penghasil daging berkisar 400-900 g dengan kisaran bobot hidup sesuai strainnya.

Merpati bertelur sebanyak 1-3 butir per periode bertelur dan rata-rata sebanyak 2 butir per periode bertelur. Telur merpati yang normal berbentuk ellips, tetapi ujung meruncing pada bagian yang berlawanan dengan rongga udara. Merpati yang dipelihara untuk tujuan komersial umumnya bertelur rata-rata setiap 26-40 hari tergantung pada musim dan faktor lain.

Induk jantan dan betina merpati mengerami telur-telur secara bergantian dengan alokasi pengeraman induk betina lebih lama dibandingkan jantan. Telur yang pertama menetas 17-18 hari setelah dierami. Telur yang kedua menetas 48 jam kemudian. Induk betina mulai bertelur lagi setelah squab berumur dua minggu, meskipun induk jantan dan betina masih meloloh atau memberi makan anak. Induk jantan meloloh anaknya lebih lama dibandingkan induk betina, sementara betina bertelur kembali.

Puncak produksi bertelur terjadi pada umur 12-18 bulan dan berlangsung selama 2-3 tahun. Merpati dapat bertelur kembali kurang lebih 14 hari kemudian, bila telur-telur tidak ditetaskan. Merpati dapat hidup lebih dari 20 tahun, dengan masa produktif sampai dengan umur 5-7 tahun.

Squab atau piyik adalah merpati muda siap dipasarkan pada umur sekitar 28-30 hari. Kandungan kolesterol pada daging squab sangat dianjurkan bagi orang yang menghindari mengkonsumsi daging dengan kandungan kolesterol tinggi.  Daging squab berbeda dengan daging unggas lain karena mengandung lemak intramuskular yang tinggi yang menambah daging menjadi lunak dan enak.

Pasangan merpati masih muda (umur 2-3 tahun) dalam satu tahun mampu menghasilkan squab sebanyak 16-18 ekor. Apabila pasangan tersebut tua (umur 5- 6 tahun) hanya dihasilkan sekurang-kurangnya 12 ekor/tahun. Semakin tua umur merpati, kemampuan untuk menghasilkan squab semakin menurun. Rata-rata produksi squab dari pasangan yang baik antara 14-15 ekor/tahun. Produksi squab dari pasangan yang telah tua menurun menjadi 10-12 ekor/tahun.

Daya tetas yang rendah pada merpati ras Homer x King disebabkan oleh faktor pengelolaan, makanan, penyakit dan genetik. Persentase dari telur-telur merpati yang tidak menetas cukup tinggi, rata-rata 20% dari produksi telur. Kerugian pada peternakan merpati karena telur yang tidak subur, janin mati dan squab mati pada saat menetas yang mencapai 20-25 % dapat dihilangkan dengan memilih bibit-bibit yang baik.

Pigeon seperti burung lainnya bisa terbang menggunakan gerakan udara. Gerakan burung saat terbang pada prinsipnya bukan gerakan langsung. Adanya aliran udara (gerakan udara) dan adanya sibakan dari sayap burung maka adanya perpindahan udara dan arus (aliran udara) yang menjaga hewan bertahan di udara dan bergerak maju maka burung bisa terbang. Ilmu yang mempelajari gerakan ini disebut aerodinamika.

Kecepatan terbang pada terowongan angin untuk burung merpati (Columba livia) lebih tinggi dibandingkan burung gagak (Pica pic) masing-masing 6-20 m detik-1 dan 4-14 m detik-1 dari hasil rekaman video berkecepatan tinggi (60 Hz) yang dilakukan oleh Tobalske dan Dial (1996). Bulu ekor berfungsi sebagai pengendali ketika terbang dan penentu kapan akan berbelok, turun dan berhenti. Merpati bisa terbang 40 sampai 50 mil per jam. Merpati yang hidup di perkotaan tinggal dekat dengan pemukiman, terbang kurang dari 12 mil dalam sehari. Namun, otot-otot sayap mereka yang kuat mengakibatkan merpati bisa terbang lebih jauh lagi jika diperlukan. Beberapa jenis merpati dapat terbang sampai jarak 600 km dalam sehari. 

Merpati pedaging ras pernah dikembangkan di daerah Sukabumi sekitar tahun 1983. Selanjutnya Dinas Peternakan DKI Jakarta mengembangkan ternak merpati silangan Homer x King dengan tujuan untuk mengurangi tingkat penganguran dan menambah penghasilan bagi penduduk Jakarta dengan daging squab yang dapat dijual seharga Rp. 15.000 per ekor, tentunya mempunyai potensi yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan peternak. Tahun 2002 peternak yang merupakan anggota himpunan peternakan merpati silangan Homer x King yaitu Haryono Herlambang, S.Sos mengembangkan merpati ras pedaging silangan tersebut dibawah binaan Suku Dinas Peternakan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Pusat. Namun, kini peternakan tersebut tidak dilanjutkan lagi. Adapun budidaya merpati silangan Homer x King yang kini masih berproduksi adalah BPTHMT Batu Malang, Jawa Timur.

Merpati balap dimanfaatkan untuk lomba balap merpati. Lomba balap merpati dibedakan oleh masyarakat menjadi dua jenis, yaitu balap merpati jarak jauh atau balap tinggi yang berjarak 5-7 km dan balap merpati jarak pendek. Lomba balap merpati jarak jauh dengan cara melepaskan beberapa ekor merpati dari jarak cukup jauh dari pagupon (kandang) oleh seorang pelepas merpati. Pagupon ini umumnya dibangun dan ditempatkan di sekitar rumah pemilik merpati dengan ketinggian sekitar 3-5 m dari permukaan tanah. Adapun jarak yang dilombakan sekitar 5-7 km. Lomba merpati balap jarak dekat dengan cara melepaskan merpati jantan pada jarak tertentu menuju merpati betina. Ketinggian terbang merpati balap jarak dekat 0.5-2.0 m dari permukaan tanah. Lokasi yang digunakan berupa lapangan terbuka dengan permukaan datar dengan ukuran yang dapat digunakan untuk lomba minimum 1.000 x 300 m.

Merpati balap merupakan jenis merpati yang dapat diadu kecepatannya, di lokasi berbeda dengan jarak tempuh ratusan hingga ribuan meter. Penggemar merpati balap ini sudah ada di Indonesia di bawah naungan KONI pusat maupun daerah yaitu PPMBSI (Persatuan Penggemar Merpati Balap Sprint Indonesia). Keberadaan PPMBSI sama sekali tidak merusak lingkungan hidup yang ada karena semua burung merpati yang dipelihara, diperjualbelikan dan yang dilombakan merupakan hasil tangkaran masyarakat yang sifatnya tradisional maupun yang sudah profesional yang ada di seluruh Indonesia, bukan hasil menangkap di hutan atau di kebun, sehingga tidak merusak lingkungan hidup.

Comments

Popular posts from this blog

Laporan wawancara budidaya ikan konsumsi ( ikan lele )

Tegak kaki dan diagnose kepincangan kuda-sapi

MATERI KERAJINAN BERBAHAN LIMBAH LENGKAP

Kasus Cystolithiasis Akibat Infeksi pada Anjing

Prolapsus Bola Mata yang Disertai Miasis pada Anjing

Konsep Pengolahan Limbah

Makalah atau Laporan Osmosis Pada Telur

Translate

Pageviews last month

terima kasih

jangan lupa datang kembali, komen, dan request