SIKLUS HIDUP PLASMODIUM SP.

 


Malaria menular melalui gigitan nyamuk Anopheles sp., dalam siklus hidupnya. Plasmodium sp., berproduksi secara seksual (sporogoni) dan aseksual (skizogoni) di dalam inang yang berbeda reproduksi seksual terjadi dalam tubuh vektor sedangkan reproduksi aseksual terjadi dalam tubuh ayam. Reproduksi seksual hasilnya disebut sporozoit sedangkan hasil reproduksi aseksual disebut merozoit (Choidini 2001;Utami 2013).

Fase seksual dimulai dari masuknya gametosit (mikrogametosit dan makrogametosit) ke dalam tubuh vektor saat vektor menghisap darah ayam terinfeksi Plasmodium sp. Di dalam lambung vektor, makrogametosit mengalami maturasi menjadi makrogamet (betina) sedangkan mikrogametosit mengalami exflagelasi menjadi mikrogamet (jantan). Makrogamet dan mikrogamet mengalami fertilisasi dan terbentuk zigot. Zigot tersebut aktif dan bergerak masuk ke dalam dinding usus tengah nyamuk. Parasit pada stadium ini dinamakan ookinet. Di bawah epitel usus, ookinet membulat membentuk kista dan disebut dengan ookista (Noble and Noble, 1989). Ookista berkembang di dalam dinding usus tengah dan menghasilkan sporozoit (fase infektif) yang akan dilepas dengan pecahnya ookista. Sporozoit bersifat motil dan akan bergerak ke seluruh tubuh vektor, khususnya kelenjar saliva. Sporozoit ini akan menginfeksi inang saat vektor menghisap inang (Choidini 2001; Utami 2013).

Fase aseksual terjadi di dalam tubuh inang. Pada fase ini terjadi dua siklus, yaitu siklus pre-eritrositik (terjadi di dalam sel-sel hati) dan siklus eritrositik (terjadi di dalam eritosit). Sporozoit akan menuju sel-sel hati saat masuk tubuh inang. Di dalam sel hati, sporozoit akan matang membentuk skizon kemudian pecah dan mengeluarkan merozoit. Merozoit memulai siklus eritrositik, dalam eritrosit merozoit membentuk vakuola, berbentuk cincin berinti tunggal disebut tropozoit. Parasit terus tumbuh membesar dan bergerak secara amoeboeid. Setelah 12-24 jam gerakan melambat, vakuola menghilang dan tampak pigmen hematin yang merupakan sisa penguraian Hb dari eritrosit pada sitoplasma. Berikutnya terjadi pembelahan nukleus beberapa kali dan terus berlangsung sampai parasit menjadi matur. Sebagian tropozoit akan mengalami pematangan membentuk skizon yang kemudian pecah dan mengeluarkan merozoit. Merozoit kemudian akan menginfeksi sel darah merah yang lainnya dan sebagaian akan menuju sel endotel. Didalam sel endotel ini merozoit juga akan mengalami proses skizogoni dan membentuk skizon eritrositik. Parasit mendapat makanan dari sitoplasma eritrosit yang masuk melalui sitosom, mencerna sitosom eritrosit tersebut didalam vukuola makanan. Parasit memakan Hb yang kemudian didegradasi oleh enzim protease dan hasil sisa digestifnya adalah pigmen hemozoin. Di dalam eritrosit parasit mensintesis bermacam–macam asam nukleat, protein, lipid, mitokondria dan ribososm untuk membentuk merozoit baru. Setelah pembentukan merozoit selesai, eritrosit akan ruptur dan melepaskan merozoit kedalam plasma yang selanjutnya akan menyerang eritrosit lain dan memulai proses baru. Sedangkan sebagian tropozoit lainnya akan mengalami gametositik membentuk makrogametosit dan mikrogametosit (Choidini 200; Utami 2013).

 

Utami DP.2013. Perhitungan jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai pcv (packed cell volume) ayam buras (Gallus domesticus) yang terinfeksi Plasmodium sp. di Kabupaten Pasuruan [skripsi]. Surabaya(ID): Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya

Comments

Popular posts from this blog

Peralatan Radiografi, Konstruksi Ruang Gelap Pencucian Film dan Pengendalian Mutu Film

Essay Pengabdian Masyarakat

Kasus Cystolithiasis Akibat Infeksi pada Anjing

CAFETARIA FEEDING PADA UNGGAS

Prolapsus Bola Mata yang Disertai Miasis pada Anjing

Tegak kaki dan diagnose kepincangan kuda-sapi

Translate

Pageviews last month

terima kasih

jangan lupa datang kembali, komen, dan request