Posts

Manajemen Reproduksi : Hewan Kesayangan (Anjing dan kucing)

 Ovulasi yang terjadi pada kucing tidak secara spontan melainkan diinduksi (induced ovulatory). Induksi ini akan dihasilkan pada saait koitus dengan kucing jantan. Kucing jantan memiliki penile spines (duri) yang berfungsi untuk menginduksi sehingga terjadi LH surge untuk menginduksi ovulasi. Sehingga kucing betina membutuhkan setidaknya empat kali perkawinan dengan interval yang berdekatan. Siklus estrus kucing sangat pendek yaitu 2 hingga 3 minggu dengan periode estrus berlangsung selama 4-7 hari. Apabila terjadi perkawinan saat estrus tanpa terjadi fertilisasi atau tanpa kebuntingan maka kucing memasuki periode pseudopregnancy (30-50 hari). Anjing memiliki usia dewasa kelamin pada 10-12 bulan, akan tetapi apabila terjadi pada 6 hingga 24 bulan pun masih terbilang normal. Breed anjing kecil memulai estrus lebih cepat dibandingkan breed anjing besar. Anjing merupakan hewan monoestrus dengan jangka waktu 4 hingga 13 bulan. Tanda yang ditunjukkan pada saat proestrus pada anjing ialah ad

Pengaruh Nutrisi Pada Perkembangan Organ Reproduksi Dan Reproduksinya

 Saluran reproduksi jantan secara umum memiliki fungsi memproduksi spermatozoa dan hormon. Kekurangan gizi menimbulkan efek samping pada kemampuan reproduksi jantan. Pembatasan pemasukan nutrisi atau kekurangan nutrisi tertentu dapat menunda kematangan seksual hewan dan penyebab perubahan regresif yang cepat di organ aksesoris jantan. Oleh karena itu, keberhasilan reproduksi membutuhkan ketentuan yang lengkap dari makro dan mikro nutrisi. Faktor Nutrisi yang diperlukan untuk spermatogenesis Zinc memiliki peran penting dalam system reproduksi jantan, salah satunya adalah perannya dalam aktifitas ribonukelous yang aktif selama proses mitosis spermatogonia dan meiosisi spermatosit. Kurangnya zinc dapat menyebabkan deklinasi RNA, DNA dan protein level dalam testis. Zinc bekerja sebagai pengatur aktivitas enzim dalam semen dengan memediasi regulasi metabolisme sperma. Folat. DNA RNA, dan sintesis asam amino, folat merupakan makronutrient penting pada pertumbuhan germ cell. Defisiensi folat

Manajemen Reproduksi : Satwa Liar

 Konservasi satwa liar adalah suatu kegiatan peengelolaan satwa liar dengan mencakup unsur perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan. Tujuan dari konservasi8 adalah memelihara jenis keragaman genetik dan populasi yang cukup pada satwa liar. Konservasi satwa liar dapat dilakukan secara in-situ maupun ex-situ. Konservasi insitu merupakan usaha pelestarian alam yang dilakukan pada habitat aslinya, contohnya suaka alam (cagar alam dan suaka margasatwa), sedangkan konservasi ex-situ merupakan usaha pelestarian alam yang dilakukan di luar habitat aslinya. Lembaga konservasi (LK) khusus terdiri dari PLG, PPS (rescue center) yaitu penampungan sementara yang nanti akan dilepas liarkan, dan PKS (rehabilitation center) hanya satu jenis hewan yang dipelihara. LK contohnya adalah taman safari, taman satwa dan kebun binatang Siklus reproduksi merupakan siklus generasi. Misalnya pada kasus pencatatan suatu spesies dengan total tahun pertama 400 ekor dan data pada tahun selanjutnya tetap dengan angka

Manajemen Reproduksi : Pasca Melahirkan pada Sapi

 3 minggu sebelum beranak dinamakan close up periode. 3 minggu setelah beranak dinamakan fresh cow periode. 3 minggu sebelum dan sesudah beranak disebut dengan istilah masa transisi. Voluntary wait periods sekitar 30-40 hari, maksimal 60 hari. Sekitar 20-30 hari setelah partus merupakan waktu paling cepat untuk estrus kembali. Jika sedang laktasi, prolactin tinggi, mensupress pelepasan prostaglandin, tidak terbentuk folikel. Disetiap peternakan masa transisi berbeda beda, contoh di pangalengan, transisi period itu dimulai 5 minggu sebelum partus. Dengan cara pemberian obat cacing dan vitamin ADE (2-3x). 10 hari post partus dicek temperature, lochia keluar pada hari ke-10. Lochia tersebut tidak berbau dan berwarna normal. Kalua ada bau busuk, harus segera ditangani. Agar tidak menjadi endometritis parah. Masa dari setelah melahirkan sampai 3 minggu setelah melahirkan merupakan periode fresh cow. Pengecekan lochia sampai hari ke 21. Jika normal maka akan keluar cairan berwarna golden tra

Periode Kritis Manajemen Reproduksi

 Periode kritis atau critical period merupakan waktu penting yang harus diperhatikan dalam manajemen reproduksi ternak. Critical period adalah masa transisi 3 tiga minggu sebelum dan setelah partus (terjadinya energy shortage atau gap), proses menuju kebuntingan (10, 30, 40 hari setelah post partus), serta pada masa kering kandang. Apabila periode kritis ini tidak diperhatikan maka dapat mengganggu performa bahkan keberlangsungan hidup ternak. Critical period dapat dibagi menjadi dua: • Strategis : apabila tidak dipenuhi dapat mengganggu performance sapi (yaitu gangguang terhadap performa sapi), contohnya : pada masa rearing (pada saat anak menyusui) dimana sering terjadi diare dan anorexia. Pada masa ini apabila anak masih menyusu maka hal ini akan mengganggu proses produksi susu induk. Contoh lain adalah pada masa average daily gain (ADG) yaitu sapi harus sudah mencapai bobot badan minimum (pada sapi FH 275-300 kg). • Emergency: live threat (mengancam keberlangsungan hidup), hal ini

Efisiensi Reproduksi

 Fertilitas merupakan salah satu faktor yang berpengaruh besar terhadap perekonomian peternak baik pada sapi perah atau pun sapi potong. Oleh karena itu diperlukan efisiensi produksi yang baik sehingga keuntungan produksi susu dan daging dari sapi dapat diperoleh dengan maksimal. Tingkat efisiensi produkisi dapat ditinjau dari (korelasi serving per conception dengan conception rate sangat signifikan): 1. Serving per Conception (S/C)  Berguna dalam menghitung tingkat kebuntingan dilihat dari jumlah layanan IB yang dilakukan sampai terjadi kebuntingan.  2. Conceptional Rate (CR)  Berguna dalam menghitung tingkat kebuntingan, 96% dipengaruhi oleh manajemen dan lingkungan.  3. Days Open Terdiri dari waktu purpureum dan breeding  4. Average Breeding Interval  5. Calving Interval  Dinilai dari lama days open-nya (days open yang lama membutuhkan biaya pemeliharaan yang lebih mahal)  Semakin tinggi nilai efisiensi rerproduksi maka keuntungan (ekonomi) yang didapatkan peternak juga akan semakin

Perkembangan Reproduksi

 Perkembangan organ reproduksi diawali dengan proses yang dinamakan pubertas. Pubertas sendiri merupakan waktu dimana hewan mencapai level perkembangan seksual, faktor berat badan ini diketahui menjadi faktor koreksi di Indonesia. • Pubertas pada betina ditandai dengan estrus pertama (ovulasi), pada fase ini betina masih terlalu dini untuk mengandung fetus. Pubertas pada jantan terjadi ejakulasi pertama dengan sperma fertile artinya semen yang dihasilkan masih belum cukup fertile untuk membuahi Sapi boleh dikawinkan setelah memasuki usia dewasa kelamin dan dewasa tubuh. Apabila perkawinan antara jantan dan betina terjadi maka akan terjadi fertilisasi, yaitu pembuahan sel telur oleh sperma, hasil dari fertilisasi adalah zigot (penyatuan sel telur dan sperma).  Setelah fertilisasi, maka zigot akan memasuki periode gestasi. Gestasi didefinisikan sebagai rentang waktu yang dimulai sejak proses pembuahan sel telur hingga proses kelahiran. Pedet kemudian akan lahir setelah 9 bulan 10 hari, f

Translate

Pageviews last month

terima kasih

jangan lupa datang kembali, komen, dan request