DASAR DASAR MANAJEMEN MANAJEMEN SAPI PERAH
Keberhasilan
dalam usaha peternakan sapi perah sebagaimana pada usaha-usaha lainnya,
menghendaki program-program terencana yang berlandaskan pada performans standar
yang realistik dan secara langsung berhubungan dengan tujuan usaha peternakan
sapi perah. Dalam hal ini, tingkat keuntungan yang telah ditargetkan
sangat bergantung kepada tingkat kemampuan dan pengalaman peternak/pengusaha
dalam membuat solusi dari berbagai problema yang biasa terjadi di peternakan,
serta kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan yang tepat yang berhubungan
dengan tatalaksana peternakan, seperti tatalaksana perkawinan, pemberian pakan,
dan pemeliharaan, serta pemasaran hasil produksi peternakan.
Untuk
hal tersebut, seorang peternak sapi perah dituntut harus memiliki pemahaman
terhadap prinsip-prinsip dasar dalam ilmu manajemen dalam system perencanaan
dan pengorganisasian.Dalam makalah ini penulis memaparkan system cara
perencanaan dan pengorganisasian dalam memulai suatu usaha sehingga dapat
mewujudkan tujuan setiap usaha yaitu menghasilkan keuntungan yang besar. Dan
dalam makalah ini penulis menembahkan pengetahuan tentang usaha di bidang
peternakan usaha sapi potong.
Di
masa yang lalu, para peternak sapi perah tradisional lebih banyak
menggantungkan usahanya terhadap manfaat hasil penggunaan tiga sumberdaya,
yaitu: ternak, tanah, dan tenaga kerja, sedangkan sumberdaya modal dan
manajemen belum mendapat perhatian atau diabaikan. Sejalan dengan kebutuhan
yang semakin meningkat, setiap kegiatan mengarah ke modernisasi usaha, maka
kebutuhan akan modal dan manajemen sangat dirasakan keperluannya, sehingga
menjadikan suatu ciri khas dalam usaha peternakan sapi perah di masa
sekarang. Dengan demikian, penggabungan seluruh sumberdaya tersebut
(5 sumber pokok) dalam suatu kesatuan yang utuh, merupakan langkah yang harus
diambil oleh peternak dalam melaksanakan proses produksi untuk mencapai
tigkatan yang diharapkan dan menguntungkan.
Berbicara
mengenai manajemen, para ahli telah banyak mendefinisikannya. Namun demikian,
walaupun berbeda versi menurut visi keahliannya, akan tetapi secara harfiah
mempunyai kesamaan pengertian. Ricky W. Griffin mendefinisikan
manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Aspek
menajemen ini sangat penting, karena hal ini menentukan akan berhasilnya suatu
usaha atau malah mengalami kebangkrutan usaha. Khususnya dalam usaha ternak
sapi perah. Oleh karena itu, manajemen merupakan kunci kegiatan yang sepenuhnya
bergantung pada kualitas manusianya sebagai subjek pemeran utama. Aspek
manajemen tidak dapat dihitung jumlahnya dan juga sulit untuk mengukur
keterampilan manajemen secara parsial. Penilaian dapat dilakukan
hanya berdasarkan hasil akhir dari suatu kegiatan, apakah manajemennya baik
atau buruk.
Khusus
dalam bidang peternakan sapi perah, terdapat istilah general management, yaitu
pengelolaan semua faktor produksi, termasuk pemasaran, dan practical management, yaitu tatalaksana
rutin yang dijalankan sehari-hari yang berkaitan dengan ternaknya.
Aspek Dalam Pengembangan Usaha Sapi Perah
Secara
umum penilaian dan keberhasilan dalam peternakan sapi perah yang telah
dijalankan oleh peternak, dapat digambarkan atau ditinjau dari berbagai aspek
dalam proses budidaya peternakan, sebagai berikut:
Aspek Produksi
Tingkat produksi susu per ekor tinggi,
tetapi secara ekonomi masih tetap berada dalam batas-batas yang menguntungkan
Produksi susu per tenaga kerja mencapai
rasio (imbangan) yang tinggi
Jumlah sapi yang dipelihara cukup banyak,
tetap selalu dalam imbangan yang menguntungkan
Produksi hijauan (tanaman makanan ternak)
per hektar cukup banyak, sehingga memungkinkan tersedia sepanjang tahun
Aspek Reproduksi
Setiap ekor sapi perah dewasa beranak tiap
tahun dengan selang beranak tidak lebih dari 14 bulan
Semua aspek reproduksi yang bernilai
ekonomis (masa kosong, service per conception, conception rate,
umur pertama kawin, dan umur beranak) selalu dipertahankan pada tingkat yang
efisien menguntungkan
Setiap pedet yang dilahirkan tumbuh normal
dan tingkat pertumbuhan sesuai dengan umurnya
Selalu tersedia sapi pengganti (replacement
stock) dengan umur dan bobot badan yang seragam
Aspek Ekonomi
Tingkat keuntungan (profit) per
ekor sapi selalu dapat dipertahankan tinggi, berarti investasi pada setiap ekor
sapi perah tetap berada pada tingkatan rendah
Tenaga kerja digunakan secara efisien pada
berbagai sektor produksi, sehingga ongkos tenaga kerja yang dikeluarkan cukup
memadai
Perhitungan dan penggunaan modal (capital)
dilakukan secara tepat dan efisien terhadap unit-unit produksi
Kualitas produksi selalu dapat
dipertahankan, sehingga nilai jual tinggi
Aspek Fasilitas
Pengadaan sarana dan fasilitas dalam
jumlah yang memadai dan efisien dalam penggunaannya
Penempatan perkandangan dan
bangunan-bangunan lainnya diatur secara strategis dan efisien bagi para tenaga
kerja, serta luasnya sesuai dengan kebutuhan
Pelaksanaan dan penggunaan semua catatan (recording)
dari setiap kegiatan dilakukan secara teratur dan akurat, sehingga dapat
mempermudah dan memperlancar evaluasi, serta pembuatan keputusan yang bersifat
manajemen (managerial)
Apabila
keadaan tersebut dapat dilaksanakan oleh para peternak sapi perah, berarti para
peternak tersebut telah mampu atau tingkat manajemennya baik, sehingga tingkat
keuntungan peternak selalu dapat dipertahankan. Sebaliknya, apabila
aspek manajemen tersebut diabaikan atau kurang mendapat perhatian, sekalipun
dalam peternakan itu menggunakan sapi-sapi yang unggul dan mendapat bahan
makanan yang berkualitas baik, maka tingkat produksi akan tetap rendah atau
tingkat keuntungan tetap sedikit (rendah). Oleh karena itu, baik
tidaknya pelaksanaan kegiatan usaha yang berhubungan dengan aspek manajemen
tersebut sepenuhnya bergantung pada kemampuan, keterampilan, dan wawasan ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh peternak/manager.
Seorang peternak
mempunyai status/kedudukan sebagai pemimpin, peng-awas, dan pemelihara
(pengusaha) yang senantiasa mengharapkan keuntungan dari
usahanya. Oleh karen itu, peternak adalah faktor penentu untuk
mengoperasikan suatu usaha peternakan. Akan tetapi. Pada kenyataannya
hal tersebut sering terlupakan, terutama pada peternakan-peternakan skala
kecil. Hal ini disebabkan karena:
Tekanan/desakan kemanjuan ilmu pengetahuan
Kemajuan teknologi dan produk-produk
teknologi, seperti embryo transfer dan ransum jadi
Program perbaikan mutu genetik
Oleh karena itu, dengan
adanya kemajuan ilmu dan teknologi, jika seorang peternak tidak berusaha untuk
mengikutinya, maka usaha peternakannya akan ketinggalan.
Kemampuan
dan keterampilan seorang peternak/manager akan berpengaruh terhadap hasil yang
dicapai peternakan sapi perah, kemampuan tersebut antara lain mencakup beberapa
aspek, yaitu:
1. Kemampuan peternak untuk mendapatkan dan
menjual ternak yang baik
2. Kemampuan untuk meningkatkan mutu sapi
yang dimilikinya
3. Kemampuan cara mengatasi
kejadian-kejadian stress sapi perah dan memper-tahankan
kesehatan sapi perahnya
4. Kemampuan untuk mengefisienkan pakan yang
diberikan pada seluruh kondisi ternak
5. Kemampuan untuk mengetahui dan memahami
ekspresi potensi genetik sapi perah dan cara memanfaatkan kemampuan secara
optimum
6. Kemampuan untuk mempertahankan kualitas
dan kuantitas produksi susu yang baik dan menguntungkan
7. Kemampuan untuk mengelola dan mengefisienkan
tenaga kerja di peternakannya
8. Kemampuan untuk menjalin hubungan dengan
para peternak lainnya dan dengan lembaga atau instansi terkait, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung
9. Kemampuan untuk mendapatkan keuntungan
yang optimal dan sikap dalam menghadapi resiko kerugian
Dengan demikian,
kualitas seorang peternak/manager peternakan sapi perah sangat diperlukan,
karena merupakan faktor utama sebagai unsur pelaksana kegiatan yang dapat
menentukan berhasil-tidaknya suatu usaha.
Secara
garis besarnya, seorang peternak/manager dapat dinilai berhasil dengan baik
jika dilihat dari segi:
a. Skala usaha atau jumlah sapi yang
dipelihara semakin berkembang dalam proporsi atau rasio ternak yang
menguntungkan
b. Keberhasilan menggunakan metode usaha yang
baik, sehingga selalu memberikan jaminan dari usahanya yang kurang
menguntungkan menjadi suatu usaha yang lebih menguntungkan
Kualitas
seorang peternak/manager selain dapat dinilai berdasarkan kemampuan, keterampilan
dan pengetahuannya, juga diperlukan tambahan yang berkaitan dengan sikap dan
kepribadiannya, serta kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dapat membawa
keberhasilan.
Adapun
sikap dan kepribadian yang dituntut dari seorang peternak/manager adalah
sebagai berikut:
1. Memiliki kecintaan yang besar terhadap
sapi-sapi yang dipeliharanya. Sikap ini timbul baik secara alami
(bawaan) ataupun bisa timbul karena merasa memiliki dan
menyayanginya. Sikap tersebut akan memudahkan dalam mengelola
ternak, karena secara tidak langsung akan tersalurkan kepada ternak-ternaknya,
sehingga akan lebih jinak dan penurut. Setelah timbul saling
pengertian dan kerjasama antara peternak dan ternak yang dipeliharanya, maka
secara bersama akan menikmati hasilnya
2. Memiliki kepribadian yang teguh, rajin,
dan tekun bekerja
3. Bijaksana dan cukup pengalaman dalam
berbagai tindakan, sehingga keputusan-keputusan manajerial selalu tepat
4. Percaya diri akan kemampuannya
Pengaplikasian fungsi-fungsi manajemen dalam
usaha ternak sapi perah.
A. Perencanaan(planning)
Perencanaan (planning) merupakan pemilihan
atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek,
program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan. dalam perencanaan usaha ternak sapi perah ada beberapa hal
yang harus diperhatikan, diantaranya:
1. Anggaran
permodalan
Sebelum melaksanakan suatu usaha maka terlebih
dulu melakukan analisa usaha, berikut ini gambaran usaha Sapi Perah
(analisis usaha sapi) per ekor. Beberapa asumsi yang digunakan, yaitu sebagai
berikut :
1. Lahan yang digunakan merupakan tanah
pekarangan yang tidak digunakan untuk keperluan sehari-hari sehingga tidak
membutuhkan biaya sewa.
2. Harga sapi dara bunting dibuat rata-rata Rp
12.000.000,- per ekornya.
3. Sapi dipelihara selama enam bulam sudah
beranak, dengan tafsiran harga jual pedet umur 2 bulan rata-rata yaitu Rp
2.500.000,- per ekornya.
4. Biaya pembuatan kandang tidak ada,
karena masing-masing petani telah memiliki kandang
ternak walaupun masih sederhana.
5. Biaya beli Karpet Rp 500.000,-.
6. Pakan yang diperlukan untuk 1 ekor sapi
selama 6 bulan pemeliharaan yaitu
a. Pakan hijauan 3000 kg/ ekor dengan
harga Rp 100,-
b. Konsentrat selama 6 bulan Rp 900.000,-
c. Bekatul 120 kg/ ekor dengan harga Rp
600,-
7. Biaya obat-obatan seharga Rp 30.000,-/
ekor/ 6 bulan.
8. Satu orang dapat mengerjakan 3 ekor
sapi dengan biaya Rp 750.000,- jadi biaya tenagakerja per ekor sapi/bln adalah
Rp 250.000,-.
9. Dibutuhkan peralatan (sapu, sikat,
selang air, cangkul, sekop, cikrak/ trisula, arit, tambang pengikat, dan alat
fermentasi.) seharga Rp 758.000,- dengan masa pakai selama dua tahun (4
periode), sehingga biaya per periode adalah Rp 189.500,-.
2. Seleksi Bibit
Jenis sapi perah yang biasa dipelihara adalah
sapi FH (Fries Holland) dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Warna bulu putih dengan bercak hitam.
- Berat badan betina dewasa 625 kg dan jantan
900 kg.
- Pembawaan betina tenang dan jinak sedangkan
jantan agak panas.
- Daya merumput (Grazing ability) hanya baik
pada pasture yang baik saja.
- Dewasa kelamin sapi FH agak lambat, umur
pertama kali dikawinkan 15 – 18 bulan.
- Produksi susu relatif lebih tinggi
dibandingkan sapi perah lainnya.
3. Pakan
Pakan sapi perah umumnya dibagi tiga :
a. Hijauan :
- Rumput - rumputan : Rumput gajah
( Pennisetum purpureum), Rumput Raja (King grass), setaria, benggala
(Pennisetum maximum), rumput lapang dan BD (Brachiariadecumbens),
- Kacang-kacangan : Lamtoro, turi, gamal
b. Konsentrat :
Dedak, bunkil kelapa, bungkil kacang tanah,
jagung kedelai.
c. Limbah pertanian :
Jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai,
dll.
Pakan yang diberikan kepada sapi perah secara
umum berupa hijauan 60 % dari BK (berat kering) dan 40 % Konsentrat.
Dalam hal ini hijauan yang digunakan 75 %
rumput alam dan 25 % rumput unggul.
4. Kandang dan Peralatan
kandang yang dibuat harus memenuhi syarat
antara lain : Terpisah dari rumah + 10 m, drainase dan ventilasi baik, lantai
tidak licin, ada penampungan kotoran dan ukuran kandang 1,5 X 2,5 m / ekor.
5. Kesehatan Hewan
Sapi perah sangat penting dijaga kesehatannya
, karena sapi perah sering diserang oleh beberapa penyakit seperti : radang
ambing, antrak dan burcellosis.
a. Sapi dara : Sapi betina berumur 1 – 2 tahun
atau lebih dan belum pernah beranak. Pemeliharaan dan pemberian pakan pada sapi
dara sebelum beranak sangat mempengaruhi pertumbuhan.
b. Sapi Betina Dewasa : Dilakukan exercise (gerak
jalan), pemeliharaan kuku, kebersihan badan, dan perlu diperhatikan
perkembangan reproduksi seperti masa birahi, masa perkawinan, kebuntingan dan
beranak.
c. Pembuatan catatan meliputi catatan
reproduksi dan kesehatan.
7. Pemasaran
Pemasaran dapat dilakukan melalui kelompok
atau koperasi. Produk yang dipasarkan dapat berupa susu dan hasil olahannya,
daging atau kulit.pemasaran juga bias melalui pasar,supermarket, ibu rumah
tangga dan orang terdekat dengan kita,atau orang sekitar kita
Comments
Post a Comment