Pengertian Dilalah

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fmuslim.okezone.com%2Fread%2F2021%2F07%2F05%2F330%2F2435572%2Fhadis-qudsi-dengan-al-quran-begini-perbedaannya&psig=AOvVaw33pRqUvNSl-hwXJ3-l0pOI&ust=1635249398333000&source=images&cd=vfe&ved=0CAwQjhxqFwoTCPi5luTA5fMCFQAAAAAdAAAAABAD


 

Dilalah dari segi bahasa berasal dari bahasa arab, yakni    دلّ -  يدلّ – دِلالة  ( dalla–yadullu-dilalah) yang artinya petunjuk atau yang menunjukkan . Dalam logika ( Ilmu mantiq ) berarti satu pemahaman yang dihasilkan dari sesuatu atau hal yang lain, seperti adanya asap di balik bukit, berarti ada api di bawahnya. Dalam hal ini api disebut madlul ( yang ditunjuk atau yang diterangkan), sedangkan asap disebut dal atau dalil ( yang menunjukkan atau petunjuk.

Contoh : “gembira” dan “tertawa” . “gembira” adalah madlul dan “tertawa” adalah dal.

Macam-macam dilalah terbagi dalam kelompok:

a.  Dilalah Lafdziyah (tanda kata)

ما كا ن الدال فيها لفظ او صو تا  

"dilalah yang dalnya berupa kata-kata atau suara”

1.      Dilalah Lafdziyah Thabi’iyyah

ما كا ن الدال فيها عرضا طبيعيا

“Dilalah yang dal nya berupa suara yang bersifat alamiah”

Contoh: Dipahaminya ungkapan “terkjut” dari “waw!” atau rasa sakit dari

“aduh”

2.      Dilalah Lafdziyah ‘aqliyah  

ما كان الدال فيها عقلا  

 "dilalah yang suara dalnya berupa  suara rasional”

Contoh: adanya orang di kamar dapat dipahami dari adanya percakapan di kamar itu.

3.      Dilalah Lafdziyah Wadh’iyah

ماكان الدال فيها وضعا وصطلا حا

"dilalah yang dalnya berupa kata yang ditunjukkan untuk suatu makna

tertentu”

Contoh: pemahaman kita terhadap “ segala sesuatu yang datang dari Nabi , baik yang berupa perkataan, perbuatan maupun penetapan nabi atas perbuatan sahabat (takrir) dari istilah as-sunnah.

a.     Dilalah Lafdziyah Wadh’iyah Muthabaqiyyah  

Muthobaqoh yaitu dalalah yang menunjukkan arti dari suatu lafadz secara tetap sesuai dengan keadan yang sebenarnya.  

 Contoh: 

Seorang murid bertanya kepada gurunya: “pak, rokok itu apa ?”

Pak guru menjawab: “ rokok ialah tembakau yang di gulung dengan kertas.”

Rokok di artikan dengan tembakau yang digulung dengan kertas, adalah tepat dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

b.    Dilalah Wadh’iyah Thadhammuniyyah

Dalalah tadhommun, yaitu yang menunjukan arti dari suatu lafadz pada sebagian saja. Dari arti yang tepat dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Umpama, pengertian lafadz “rokok” dengan “tembakau’saja. Padahal tembakau itu hannya sebagian saja dari rokok. Dan yang demikian itu adalah pengertian yang tidak/belum tepat/belum sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

c.     Dilalah Lafdziyah Iltizamiyyah

Dalalah iltizam, yaitu yang menunjukan arti dari suatu yang pasti ada pada lafadz itu, tapi tidak tepat sesuai dengan keadan yang sebenarnya.

Contoh:

Seorang anak bertanya kepada ibunya: “bu, sambal itu apa ?”

Ibunya menjawab: “sambal itu ialah pedas yang menambah enaknya makanan.” Kata “sambal” diartikan “pedes” itu tidak tepat dengan keadaan yang sebenarnya. Tapi pedes itu, pasti ada pada sambal, sebab sambal artinya lombok/cabai/mrica dan bahan-bahan lain (seperti garam, trasi dn lain-lain) yang di ulek (dilembutkan dengan alat khusus untuk membuat sambal). Dan semua makanan yang ada lombok atau cabai atau mericanya tentu pedes. Jadi adanya cabai atau merica itu memastikan adanya pedes.

Dilalah lafdziyyah wadh’iyyah inilah yang merupakan materi pembahasan ilmu mantiq 

b.  Dilalah Ghairi Lafdziyah

 ماكا ن الدا ل فيها غير لفظ او صوت

“dilalah yang dalnya berupa bukan kata-kata atau suara

Dengan kata lain, dilalah ghairi lafdziyah  seperti halnya dilalah lafdziyah , terbagi menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut:

 

1.  Dilalah ghairi lafdziyah Thabi’iyah, yaitu:

ماكان الدال فيها  عر ضا طبيعيا

“dilalah yang dalnya bersifat alami”

Contoh: “Merahnya wajah menunjukan rasa malu” 2.  Dilalah Ghairi Lafdyiyyah ‘Aqliyyah, yaitu:

ما كان الدال فيها عقلا

“dilalah yang dalnya berupa sesuatu yang rasional”

Contoh: dipahaminya “ada orang masuk kamar” dari keadaan kamar yang berantakan (padahal semula keadaan kamar itu rapi)

3.  Dilalah Ghairi Lafdziyyah Wadh’iyyah, yaitu

ماكان الدال فيها شيئا اصطلا حيا وضع ليدل علي المعني المفهوم منه  

“Dilalah yang dalnya berupa sesuatu yang sudah baku sehingga dapat dipahami suatu arti tertentu”

Contoh : dipahaminya “tidak setuju “ dari “ menggelengkan kepala”

Selanjutnya Dr Ben Isa Bithohir mengemukakan lebih spesifik dan

membagi bentuk dilalah ini ke dalam tiga macam: 

1.    Dilalah Wad’iyyah. 

Yang dimaksud dengan dilalah ini adalah lapaz yang menunjukkan kepada suatu makna/pengertian yang diletakkan padanya. Contoh Dilalah kata ‘  حجر  “  , إنسان  “, dan “  بيت  “ menunjukkan pada suatu nama sesuatu yang khusus di letakkan padanya. Dilalah ini dinamakan dilalah lafziyyah.  

2.    Dilalah al-Tadhommun.

 

Yakni lafaz yang menunjukkan  pada makna yang terkandung pada lafaz tersebut. Misalnya Dilalah kata ‘إنسان “, yang menunjukkan makna pada bagian-bagian innya, Dilalah lafaz  “  حجر  “, dan “  بيت  “ menunjukkan

pada atapnya. Dilalah ini tidak akan diketahui kecuali dengan menggunakan akal. Kdengan demikian disifati dengan dilalah aqliyyah.

3.    Dilalah Iltizam. 

Yakni Lafaz yang menunjukkan makna yang mesti ada pada sesuatu yang ditunjukkan oleh lafaz tersebut. Misalnya Dilalah kata ‘  إنسان , yang menunjukkan   sesuatu  yang mesti ada pada kata tersebut dari segi akalnya. Dilalah kata “  سقف  “  yang menunjukkan pada tiang dan dindingnya.  Dilalah bentuk ini adalah dilalah ‘Aqliyyah.        

Comments

Popular posts from this blog

Makalah atau Laporan Osmosis Pada Telur

Laporan wawancara budidaya ikan konsumsi ( ikan lele )

HASIL WAWANCARA BUDIDAYA BEBEK

MATERI KERAJINAN BERBAHAN LIMBAH LENGKAP

Tegak kaki dan diagnose kepincangan kuda-sapi

RANGKUMAN POTENSIAL LISTRIK DAN KAPASITOR

jumlah fi'liyah lengkap

Translate

Pageviews last month

terima kasih

jangan lupa datang kembali, komen, dan request