MAKALAH DASAR PRODUKSI TERNAK STURKTUR KERANGKA DAN OTOT KUDA
MAKALAH DASAR PRODUKSI TERNAK
STURKTUR KERANGKA DAN OTOT KUDA
Teknologi Produksi Ternak
Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Adapun judul dari makalah ini adalah “Struktur Kerangka dan Otot Kuda”.
Penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu kriteria penilaian dalam mata kuliah Dasar Produksi Ternak semester genap di Institut Pertanian Bogor.
Makalah ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan moril maupun materil dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Bapak pembimbing yaitu Bapak Verika Armansyah Mendrofa yang telah memeberikan masukan serta pengarahan dalam menyelesaikan makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang selalu memberikan motivasi serta dukungan kepada penulis.
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Namun, penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dari makalah ini.
Bogor, 10 April 2019
Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………4
1.2 Tujuan…………………………………………………………………………….5
1.3 Manfaat…………………………………………………………………………...5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian………………………………………………………………………...6
2.2 Tipe-Tipe Jaringan Otot………………………………………………………….7
2.3 Bagian-Bagian Tubuh Kuda…………………………………………………….10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………...16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ternak adalah hewan jinak yang dipelihara seluruh kehidupannya mencakup kandang, makanan, reproduksi, kesehatan, pengelolaan, dan pemanfaatannya diatur oleh manusia. Ternak dibagi kedalam dua golongan yaitu ternak ruminansia dan non ruminansia. Ternak ruminansia merupakan binatang berkuku genap, nama ruminan berasal dari bahasa Latin “ruminare” yang artinya mengunyah kembali atau memamah biak, sehingga dalam bahasa Indonesia dikenal dengan hewan memamah biak (Usman 2013). Hewan ini disebut juga hewan berlambung jamak atau poligastrik, karena lambungnya terdiri atas rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Ternak non ruminansia tergolong kedalam hewan monogastrik, yaitu hewan yang memiliki lambung atau sistem pencernaaan tunggal. Sistem pencernaan ternak ini tidak sempurna dibandingkan dengan ternak ruminansia. Salah satu contoh ternak non ruminansia adalah kuda, dalam makalah ini akan dibahas mengenai anatomi kuda mulai dari bagian kerangka, tulang, dan otot.
Kuda dalam bahasa latin disebut Equus caballus, termasuk Famili Equidae, yaitu berkuku satu yang mulanya berasal dari jari tiga. Kuda yang saat ini tersebar di seluruh dunia sejatinya berasal dari binatang kecil yang oleh beberapa ilmuwan disebut sebagai eohippus atau dawn horse (Saefullah 2016). Binatang kecil tersebut telah mengalami proses evolusi sekitar 60 juta tahun yang lalu. Tahun 1867, kerangka lengkap dari fosil Eohippus telah ditemukan di bentukan Tebing Eocene. Kemudian pada tahun 1931, kerangkanya disusun kembali di Big Horn Basin, Wyoming USA oleh palaeontologi dari Institut Teknologi California. Kuda telah dikenal banyak orang sebagai hewan yang memiliki banyak fungsi, yaitu dapat digunakan sebagai hewan piaraan, hewan olah raga ataupun sebagai sarana transportasi. Hal ini disebabkan karena kuda adalah hewan yang mudah diatur, dikendalikan, dan ramah terhadap makhluk sekitarnya termasuk manusia. Kuda termasuk kedalam golongan ternak herbivora nonruminansia grup colon fermentor.
Tulang merupakan alat gerak pasif karena tulang tidak dapat bergerak sendiri tetapi harus digerakkan oleh otot (Kalangi 2014). Tulang berfungsi sebagai alat penunjang tubuh, alat gerak pasif, melindungi organ tubuh yang lunak dan mudah rusak, melindungi tubuh hewan, dan tempat pembuatan unsur-unsur darah.
Otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan mampu berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem saraf. Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur filamen yang berukuran sangat kecil yang tersusun dari protein kompleks, yaitu filamen aktin dan miosin. Pada saat berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan yang mendapatkan energi dari mitokondriadi sekitar miofibil.
1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan mepelajari struktur kuda, seperti otot dan tulang pada kuda.
1.3 Manfaat
Hasil dari makalah ini diharapakan dapat memberikan manfaat berupa informasi mengenai struktur kerangka dan otot kuda. Selain itu, diharapkan menjadi dasar dalam mempelajari stuktur kerangka dan otot kuda.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Wangko (2014) mengatakan, otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang. Otot di klasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot polos, otot rangka, dan otot jantung . Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut. Setiap jenis otot memliki fungsi yang berbeda. Otot polos memiliki satu inti yang berada ditengah, dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot polos (tidak berserat), terdapat organ dalam tubuh (viseral), sumber dari CES, sumber energi terutama dari metabolisme aerobik, awal dari kontraksi lambat,tahan terhadap kelelahan.
Tulang (os) sebagai unsur keras dari tubuh hewan yang membentuk kerangka tubuh. Tulang termasuk ke dalam sistem skeletel (alat gerak). Tulang merupakan alat gerak pasif karena tulang tidak dapat bergerak sendiri tetapi harus digerakkan oleh otot. Tulang berfungsi sebagai alat penunjang tubuh, alat gerak pasif, melindungi organ tubuh yang lunak dan mudah rusak, melindungi tubuh hewan, dan tempat pembuatan unsur-unsur darah. Skelet menjadi dasar strukturil bagi bentuk seekor hewan. Bentuk hewan tergantung dari susunan tulang-tulang. Skelet dari tulang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu skelet sumbu, skelet tungkai, dan skelet jeroan. Skelet sumbu (axial) terdiri atas tulang kepala, tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang dada. Skelet tungkai (appendecular) mencakup tulang kaki depan dan tulang belakang. Skelet jeroan (viscelar) yaitu tulang-tulang yang tumbuh di dalam viscera atau organ-organ tulang lainnya. Jumlah tulang dari hewan berbeda-beda tergantung dari umur hewan tersebut. Hal ini disebabkan karena beberapa tulang mengalami persatuan jika hewan menjadi tua.
2.2 Tipe-Tipe Jaringan Otot
Jaringan otot adalah jaringan yang tersusun oleh sel-sel otot (serat otot) dan miofibril (serabut halus). Penyususn jaringan otot mengandung filamen aktin dan miosin,dua jenis protein kontraktil yang memungkinkan jaringan otot menjalankan fungsinya sebagai jaringan yang dapat berkontraksi,memanjang dan memendek (Suwiti et al. 2015)
Tipe jaringan otot terdiri atas tiga,yaitu otot polos,otot rangka,dan otot jantung. Otot polos memiliki 1 inti yg berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot polos (tidak berserat), terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi terutama dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadng mengalami tetani, tahan terhadap kelelahan.Otot rangka memiliki banyak inti, dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter), melekat pada tulang, sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS), sumber energi dr metabolisme aerobik & anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami tetani, & cepat lelah.Otot jantung memiliki 1 inti yg berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot berserat, hanya ada di jantung, sumber Ca2+ dari CES & RS, sumber energi dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tidak mengalami tetani, & tahan terhadap kelelahan.
1. Otot rangka (otot lurik)
Jenis otot ini terdapat pada sistem rangka (tulang). Otot rangka berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang. Disebut otot lurik dikarenakan susunan protein aktin dan miosinnya saling bertumpang tindih sehingga memunculkan corak gelap dan terang. Otot rangka inilah yang disebut dengan daging. Ciri-ciri otot rangka yang membedakannya dengan otot yang lain ialah:
a. Sel nya berbentuk serabut (silinder) panjang
Sel –sel otot rangka paling panjang dibanding sel otot lainnya. Jumlah sel otot rangka pada orang dewasa ialah tetap. Sel – sel nya ini terdapat dalam bentuk bundel (berkas) yang menyusun rangka.
b. Satu sel memiliki banyak inti sel yang terletak di tepi
Karena selnya yang panjang maka sel otot rangka memerlukan lebih dari satu inti dalam mengendalikan fungsi metabolisme di dalam sel tersebut. Letak insi sel ditepi dikarenakan susunan protein mikrofilamen aktin – miosisn berjajar mengisi lumen sel otot tersebut.
c. Dikontrol oleh otak (volunteer)
Cara kerja otot rangka dilakukan atas kesadaran yang dipengaruhi otak sebagai pusat saraf.
d. Kontraksi cepat dan mudah lelah
Kontraksi yang dihasilkan oleh otot rangka menghasilkan gerakan yang cepat namun mudah lelah jika terus menerus berkontraksi.
2. Otot polos
Susunan aktin miosin pada otot polos sejajar, sehingga menimbulkan warna yang homogen (polos). Otot polos ditemukan pada saluran – saluran pencernaan, pembuluh darah, dan saluran urin. Ciri – ciri otot polos ialah:
a. Selnya berbentuk gelendong
b. Elastis. Sifat elastis yang dimiliki oleh otot polos memungkinkan organ yang didukungnya memiliki kemampuan untuk mengembang atau menahan tekanan.
c. Satu sel memiliki satu inti dan terletak di tengah
d. Tidak dikontrol otak (involunteer)
e. Kontraksi lambat dan tidak lelah
3. Otot jantung
Jantung tersusun atas otot jantung, yang hanya terdapat dijantung. Struktur otot jantung disesuaikan dengan fungsi jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh. Beberapa karakter otot jantung tidak ditemukan pada otot lainnya (Ubruangge et al. 2016). Ciri otot jantung ialah:
a. Selnya berbentuk silinder dan bercabang. Percabangan yang ada pada otot jantung sangat berkaitan dengan fungsi jantung dalam memompa darah. Percabangan otot jantung membuat jalinan lebih kompleks yang memungkinkan terjadi lebih dari satu jalinan hubungan antar sel. Sel – sel tersebut bertautan dalam ”meremas” jantung, mengeluarkan isinya, darah.
b. Memiliki satu inti
c. Selnya bercorak lurik – lurik
d. Kerja otot di luar kesadaran (involunter)
e. Kontraksi cepat dan tidak mudah lelah
Telah diuraikan sebelumnya bahwa fungsi dari jaringan otot ialah berhubungan dengan lokomosi (pergerakan). Pergerakan yang dihasilkan dari kontraksi jaringan otot berperan dalam melaksanakan fungsi tertentu di dalam tubuh, antara lain :
1. Menggerakkan rangka (tulang)
Jaringan otot yang menyusun rangka (tulang) disebut dengan otot rangka. Bersama-sama menyusun sistem pergerakan yang mendukung lokomosi hewan dalam bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam berbagai tujuan, otot berfungsi sebagai alat gerak aktif. Artinya ialah pergerakan yang terjadi ialah hasil dari kerja otot, sementar tulang membuat pergerakan itu menjadi nyata. Dalam pengertian yang lebih mudah dapat dianalogikan dengan parade pertunjukan boneka tali, pergerakan boneka yang terjadi karena disebabkan oleh tali yang menggerakkan boneka tersebut. Otot rangka disebut juga otot lurik karena coraknya yang berlurik-lurik bekerja dibawah pengaruh kesadaran (otak) atau kemauan kita.
2. Menggerakkan organ – organ pencernaan
Organ-organ pencernaan mulai dari kerongkongan sampai ke anus didukung dengan jaringan otot polos. Berbeda dengan jaringan otot yang menyusun rangka, kontraksi yang dihasilkan oleh protein aktin dan miosin yang dihasilkan oleh otot polos jauh lebih halus dan lambat. Oleh karena itu pergerakan yang dihasilkan oleh otot polos selalu bertahap seperti gerakan peristaltik yakni gerakan mendorong makanan yang terjadi pada saluran pencernaan. Perbedaan selanjutnya antara otot rangka dan polos ialah cara kerja otot polos tidak dikontrol atas kemauan diri sendiri, melainkan terjadi diluar kesadaran.
3. Menggerakan jantung
Jantung merupakan salah satu organ yang aktif bergerak. pergerakan jantung amat penting karena berpengaruh terhadap kelangsungan hidup organisme. jantung memompakan darah yang membawa senyawa – senyawa penting bagi tubuh serta mengangkut limbah metabolisme untuk di keluarkan. Pompa jantung tak lain terjadi atas kerja otot yang menyusun jantung (Hendri et al. 2012) Otot jantung sedikit berbeda dengan otot lurik dan polos, otot jantung memiliki karakter kontraksi yang cepat dan diluar kesadaran tubuh.
4. Menahan tekanan
Tekanan yang dihasilkan dari pompa jantung cukup besar, otot polos yang elastis menyusun saluran pembuluh darah mampu meredam tekanan jantung ini (Makalalag et al. 2014). Dengan demikian darah yang dipompakan dapat tetap mengalir sampai ke pelosok sel. Hal yang sama juga terjadi pada saluran urine dan rahim yang tersusun atas otot polos, dengan kemampuan yang elastis, rahim dapat melebar sampai 500x dari ukuran normal saat masa kehamilan. sementara kantung kemih yang berfungsi menampung urin juga tersusun atas otot polos, dengan demikian kita dapat menahan tekanan air urine karena kemampuannya mengembang
2.3 Bagian-Bagian Tubuh Kuda
Collumna vertebralis
Tulang belakang terdiri atas rangkaian ruas-ruas tulang tunggal (os vertebrae) yang membentuk sumbu tubuh yang kookoh,tetapi lentur (Turangan 2017). Sifat ini diperlukan agar collumna vertebralis dapat memenuhi fungsi sebagai berikut :
1. Penerus tenaga dorong dari kaki belakang ke bagian depan tubuh.
2. Penahan berat jeroan dan tempat menggantung secara tidak langsung sebagian jeroan sehingga diperlukan collumna vertebralis yang kokoh.
3. Membentuk sistem busur-tali busur bersama-sama dengan otot-otot hypaxial dan epaxial untuk membantu gerakan yang memerlukan fleksinilitas cukup tinggi.
4. Wadah medula spinalis (sumsum punggung),untuk memenuhi fungsi ini,collumna vertebralis membentuk saluran yang disebut canalis vertebralis.
Collumna vertebralis dibagi menjadi menjadi lima daerah yang masing-masing terdiri atas kelompok tulang-tulang berikut :
1. Ossa vertebrae cervicales (ruas tulang leher)
2. Ossa vertebrae thoracicae (ruas tulang dada)
3. Ossa vertebrae lumbales (ruas tulang pinggang)
4. Ossa vertebrae sacrales (ruas tulang kemudi)
5. Ossa vertebrae caudales (ruas tulang ekor)
Tulang rangka memiliki beberapa fungsi,diantaranya :
1. Penyangga: berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak & organ
2. Penyimpanan mineral (kalsium & fosfat) dan lipid (yellow marrow)
3. Produksi sel darah (red marrow)
4. Pelindung, membentuk rongga melindungi organ yang halus & lunak
5. Penggerak,dapat mengubah arah & kekuatan otot rangka saat bergerak, adanya persendian
Tulang berdasarkan bentuknya terbagi atas :
1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yg ukuran panjangnya terbesar, contohnya os humerus
2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ketiga ukurannya kira-kira sama besar, contohnya ossa carpi
3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yang ukuran lebarnya terbesar, contohnya os ribs
4. Ossa irregular (tulang tak beraturan), contohnya os vertebrae
Jaringan penghubung yang ada pada tulang yaitu ligamen, kartolagi, dan tendon (Kasange et al. 2017). Jaringan penghubung antar tulang berwarna putih dan kuat disebut ligamen. Kartilago merupakan jaringan berwarna putih mengkilat yg terdapat di ujung tulang panjang, mencegah terjadinya kerusakan antar tulang. Jaringan ikat berwarna putih mengkilat, menghubungkan otot dengan tulang disebut tendon.
Keterangan:
1. Wall
Bagian luar terbentuknya seperti tanduk yang membungkus beberapa stuktur sensitif. Bagian yang paling kuat dan paling padat ini berfungsi juga untuk menopang berat badan. Bagian zat tanduk ini tumbuh secara terus menerus pada bagian permukaan yang disebut cronary bone.
2. White line
Batas persambungan antara daerah sensitif dengan zat tanduk. Bagian ini berfungsi sebagai petunjuk untuk melakukan pemakuan pada waktu penapalan. Semua paku yang dipakukan diukur oleh bagian ini.
3. Sole
Bagian permukaaan bawah kuku yang bersambung dengan zat tanduk. Bentuknya agak cekung dan melebar yangmemberi kemampuan memegang pada permukaan tanah saat diinjak kuda. Bagian ini juga yang berfungsi sebagai pelindung dari bagian sensitif. Sole bukan bagian yang ikut menyangga berat badan kuda.
4. Kleft of frog (celah frog)
Bagian dari kuku yangharus selalu diperhatikan karena dapat menyebabkan sakit kuku.
5. Frog
Bagian yang setengah lunak dan elastis. Bentuknya menyerupai huruf V dan lokasinya berada pada bagian pusat belakang dari kaki. Bagian ini berfungsi meredam atau menyerap hentakan yang dapat dengan segera melebar dan berkonsentrasi pada kaki. Dengan kata lain, bagian ini membantu memepertahakan sirkulasi cairan secara teratur dalam kuku.
6. Angel of heel (sudut heel)
Bagian sudut heel atau sudut tumit kuku yang harus selalu diperhatikan dan dijaga kebersihannya.
7. Bar
Perluasan dari bagian wall yang berfungsi sebagai pengait. Bagian ini juga berfungsi membantu dalam pencegahan terhadap getaran yang berlebihan atau gerakan yang menghasilkan oleh frog dan wall.
.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Struktur pada kuda terdiri dari beberapa bagian salah satunya jaringan ikat dan jaringan otot. Jaringan ikat pada kuda merupakan struktur tulang penyusun bentuk tubuh kuda. Jaringan otot memiliki dua tipe yaitu jaringan otot tak sadar dan jaringan otot sadar yang merupakan alat gerak aktif kuda.
DAFTAR PUSTAKA
Hendri, Suardi, Mikail A. 2012. Perbandingan performans reproduksi kuda local dan turunan Thoroughbred di Kota Payakumbuh. Jurnal Peternakan Indonesia. 14(3) : 441-446.
Kalangi SJR. 2014. Tinjauan histologi tulang rawan. Jurnal Biomedik
Kasange D, Sari EM, Abdullah MAN. 2017. Identifikasi sifat kuantitatif kuda gayo pacu di Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah. 2(2) : 359-368.
Makalalag TT, Manopo JH, Lapian HFN, Paputungan U. 2014. Heratabilitas kecepatan lari dan tinggi badan anak kuda pacu umur 2 tahun dengan metode korelasi dalam kelas (Intraclas correlation). Jurnal Zootek (“Zootek” Journal). 34(2) : 89-98.
Saefullah YY. 2016. Keadaan faali kuda sumba sebelum dan sesudah pertandingan. Keadaan Faali Kuda Sumba. 2(10 : 1-13.
Suwiti NK, Suastika IP, Swacita IBN, Besung INK. 2015. Studi histologi dan histomorfometri daging sapi bali dan wagyu. Jurnal Veteriner. 16(3) : 432-438.
Turangan SH. 2017. Penampilan ternak kkuda bendi di Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa. Jurnal Zootek (“Zootek” Journal). 37(1) : 186-198.
Ubruangge T, Wangko S, Kalangi SJR. 2016. Gambaran histologic otot jantung pada hewan coba postmortem. Jurnal e-Biomedik (eBm). 4(2) : 1-6.
Usman Y. 2013. Pemberian pakan serat sisa tanaman pertanian (jerami kacang tanah, jerami jagung, pucuk tebu) terhadap evolusi pH, N-NH, dan VFA di dalam rumen sapi. Agripet. 13(2) : 53-58.
Wangko S. 2014. Jaringan otot rangka. Jurnal Biomedik. 6(3) : 4-6.
Comments
Post a Comment