Imbuhan Pakan
Pakan imbuhan adalah suatu bahan yang ditambahkan ke dalam pakan, biasanya dengan jumlah yang sangat sedikit. Namun, menurut Suprayogi (2017) imbuhan pakan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam ransum dengan jumlah sedikit dengan tujuan tertentu biasanya bukan zat makanan (gizi). Imbuhan pakan pada umumnya bukan sebagai sumber zat gizi, tetapi dapat mempengaruhi karakteristik pakan, meningkatkan kinerja alat cerna, kesehatan maupun meningkatkan kualitas produk ternak. mbuhan pakan tidak terdapat secara alami dalam bahan pakan (Kusumaningtyas 2012).
Imbuhan pakan sering ditambahkan ke dalam pakan yang berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan. Imbuhan pakan contohnya yaitu vitamin, mineral, premix, dan antibiotik. Penggunaan feed additive dibatasi sampai 0,5 - 1% dalam ransum (Setyono et al. 2013).
Imbuhan pakan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu nutritive feed additive dan non nutritive feed additive. Nutritive feed additive ditambahkan ke dalam ransum untuk melengkapi atau meningkatkan kandungan nutriennya, misalnya suplemen vitamin, mineral, dan asam amino. Non nutritive feed additive tidak mempengaruhi kandungan nutrien ransum, kegunaannya
tergantung pada jenisnya, antara lain untuk meningkatkan palatabilitas (flavoring/pemberi rasa, colorant/pewarna), pengawet pakan (antioksidan), penghambat mikroorganisme patogen dan meningkatkan kecernaan nutrien (antibiotik, probiotik, prebiotik), anti jamur, membantu pencernaan sehingga meningkatkan kecernaan nutrien (acidifier, enzim) (Ravindran 2010).
Imbuhan pakan yang bersifat nutritif antara lain adalah suplemen mineral, terdiri dari major mineral dan trace mineral. Mineral dapat berasal dari bahan organik, misalnya batu kapur (limestone), grit cangkang kerang, grit cangkang telur. Mineral organik tidak boleh digunakan melebihi 3% dalam ransum.
Mineral dapat juga berasal dari bahan anorganik, misalnya dikalsium fosfat, garam dapur (NaCl), defluorinated phosphate, trikalsium fosfat, sodium
bikarbonat (Na2CO3) dalam bentuk baking soda dengan dosis 0,2 – 0,3% dalam ransum. Trace mineral seperti Cu, Zn, Fe, Mn, Co dibutuhkan hanya sedikit, yaitu 0,01% dalam ransum. Suplemen mineral dibutuhkan sebanyak 0,05% dalam ransum. Asam amino esensial (L-lisin, DL-metionin, L-treonin, L- triptofan) dapat ditambahkan dalam ransum untuk memenuhi keseimbangan asam amino (Ravindran 2010).
Kusumaningtyas P. 2012. Sapi dari Hulu ke Hilir dan Info Mancanegara. Jakarta (ID): Agriflo
Ravindran V. 2010. Poultry Feed Availability and Nutrition in DevelopingCountries. New Zealand (NZ): Monogastric Research Centre, Institute of Food, Nutrition and Human Health, Massey University.
Setyono, Kusriningrum H, Mustikoweni, Nurhayati T, Sidik R, Anam M, Lamid M, Lokapirnasari WP. 2013. Teknologi Pakan Hewan. Surabaya (ID): Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
Suprayogi A. 2017. Rahasia Daun Katuk. Bogor (ID): IPB Press.
Comments
Post a Comment